The Wanderer

Feb 20, 2022

2022 New Year Trip - Road Trip Pacitan, Jogja, Solo, Sarangan

Excited banget waktu set itinerary road trip Pacitan, Jogja, Solo, Sarangan, terutama Pacitan karena aku belum pernah ke Pacitan dan Pacitan memiliki pantai-pantai yang sangat indah. Dari Surabaya kami ke arah Mojokerto, Jombang, lalu ke selatan langsung tembus Trenggalek sampai Pacitan. Jalan yang kami lalui kebanyakan jalan kecil pedesaan. Pemandangannya indah sekali, terutama di Trenggalek. Di kanan dan kiri jalan banyak terdapat bukit kecil yang sangat asri, letaknya sangat dekat dengan jalan utama sehingga terlihat sangat jelas. Kami juga melewati jalan berliku memutari bukit.

Tujuan pertama kami adalah sungai Maron. Lokasi sungai Maron berdekatan dengan pantai Klayar, salah satu pantai yang terkenal di Pacitan. Jalan menuju ke sungai Maron dan pantai Klayar menanjak dan berliku tajam, cukup membuat pusing dan mual, baru kali ini loh aku mabuk lewat jalan berliku :D

Kami tiba di Sungai Maron siang hari. Setelah membayar tiket masuk, kami bergegas mencari parkir. Wah, tapi kok air sungainya coklat ya :D Tips untuk kamu yang ingin berwisata ke Sungai Maron, usahakan tiba di pagi hari ya. Karena air sungai terlihat jernih dan berwarna tosca di pagi hari. Entah kenapa di siang hari berubah menjadi coklat :D Kamu bisa menyewa perahu untuk menyusuri sungai dengan IDR 100.000/perahu kapasitas maksimal 4 orang. jarak tempuh kurang lebih 30 menit sampai ujung sungai di Pantai Ngiroboyo. It's worth to try lah. Pengalaman baru, menyusuri sungai dengan perahu. Sungai Maron cukup lebar dengan pepohonan hijau di tepiannya, terlihat seperti Sungai Amazon :D Sepanjang perjalanan ada beberapa spot foto yang menarik seperti ayunan di atas sungai, batang pohon yang menjulang, dan ceruk yang terlihat seperti gua.


Sungai Maron, Pacitan



Setelah menyusuri sungai, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, Pantai Klayar. Pantai Klayar cukup dekat dengan Sungai Maron, kurang lebih hanya sekitar 20 menitan saja. Pantai Klayar merupakan salah satu pantai yang cukup terkenal di Pacitan dan kebetulan saat itu juga sedang ramai pengunjung. Pantai Klayar merupakan pantai berpasir putih dengan batu karang dan tebing" batu di salah satu sisinya. Salah satu keunikannya adalah terdapat tebing batu yang kalau diperhatikan dengan seksama bentuknya kok mirip rumah Squidward ya :D Jangan" di bawah tebing batu itulah letak Bikini Bottom, lol :D


Pantai Klayar, Pacitan

Squidward House, Bikini Bottom

Pantai Klayar juga terkenal dengan fenomena seruling samudranya, sebuah lubang atau celah di batu karang yang pada waktu tertentu akan menyemburkan air. Konon semburang airnya cukup tinggi, bisa mencapai 7 meteran. Ketika ombak datang, celah tersebut akan mengeluarkan suara seperti seruling diiringi dengan semburan air. Sayangnya kami tidak mendapati moment seruling samudra tersebut, so sad :( Does it mean that one day we have to visit Klayar Beach again for ocean flute hunting? :D Di Pantai Klayar kamu juga bisa berkeliling dengan mengendarai ATV. Pengen main sih, tapi waktunya mepet :D Kami ingin mengunjungi 1 pantai lagi sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogja. Kami ngga mau kemalaman di area Pantai Selatan Pacitan karena perjalanan masih panjang melalui jalan berliku menembus hutan, bakalan gelap kalau malam sih, agak serem juga bayanginnya.

Karena waktunya mepet, kami pilih 1 pantai yang berdekatan dengan Pantai Klayar, yaitu Pantai Banyu Tibo. Sesuai dengan namanya, di Pantai Banyu Tibo ada air terjun mini yang mengalir ke bibir pantai. Kita bisa turun ke bawah, bermain" di bawah air terjun sambil menanti datangnya ombak ke bibir pantai. Tetapi karena ketika kami tiba sudah cukup sore, mau turun ke bawah kok ragu, biasanya sore hari air laut mulai pasang. Di Pantai Klayar pun sebelum kami pergi sudah mulai ada himbauan agar para wisatawan menjauhi bibir pantai karena ombak sudah mulai tinggi. Apalagi bibir Pantai Banyu Tibo tidak terlalu luas, tangga untuk akses turun ke bibir pantai juga sudah dinaikkan. So, kami menikmati sunset dari atas saja, sambil menikmati suara ombak dan berbincang santai.


Pantai Banyu Tibo, Pacitan


Sebelum gelap, kami segera melanjutkan perjalanan ke Jogja. Perjalanan dari Pacitan ke Jogja kurang lebih 2 jam 30 menit melalui jalanan berliku menembus hutan. kami memasuki kota Jogjakarta dari selatan melalui Gunung Kidul. Sampai di Jogja, kami langsung berburu kuliner gudeg khas Jogja, Gudeg Pawon di daerah Umbulharjo. Reviewnya sih enak dan katanya nih makan di sini biasanya antri banget. Untungnya waktu kami tiba di lokasi pas lagi sepi ngga ada antrian, jadi bisa langsung makan, maklum udah laper banget :D Sesuai dengan namanya, Gudeg Pawon, kamu bisa melihat proses memasak Gudeg di dapur, semacam live cooking :D,  sekalian memesan/memilih lauk. Dan asli review nya ngga bohong, rasanya beneran enak gaes, kamu harus coba ketika berkunjung ke Jogja. Harga seporsinya kurang lebih IDR 25.000 tergantung lauk yang kamu pilih. Setelah makan, kami hunting hotel untuk betistirahat mengembalikan stamina untuk trip hari kedua keesokan harinya. It was a long & tiring day, we haven’t slept for more than 24 hours, lol. But we were having a lot of fun :)


Gudeg Pawon, Jogja

Di hari kedua, kami akan berwisata ke daerah Gunung Kidul, Jogjakarta, yang terkenal dengan pantai"nya yang indah. Tetapi sebelum menuju ke Gunung Kidul, as per my friend's request, we were heading to Pantai Depok for lunch. Kami menikmati seafood segar yang bahan"nya kami pilih sendiri di pasar ikan siang itu. So, di area Pantai Depok ada pasar ikan yang menjual aneka seafood segar hasil tangkapan para nelayan. Kita bisa langsung mengolah seafood yang kita beli di rumah makan" yang banyak terdapat di pesisir Pantai Depok. So lovely, having lunch with the view, menikmati aneka seafood segar dengan ocean view, I love it :) 

Dalam perjalanan menuju ke Gunung Kidul, kami sempat mampir juga ke Pasir Gumuk Parang Kusumo. Pasir Gumuk merupakan hamparan pasir luas dengan latar pemandangan bukit nan hijau di kejauhan. Pengen cobain main sand board, tapi tidak bisa menemukan tempat persewaan sand board :(


Pasir Gumuk, Jogja


Perjalanan dari Parangtritis ke Gunung Kidul lumayan panjang juga, sekitar 1 jam 30 menit melalui jalan berliku dengan pemandangan alam yang indah di kanan dan kiri jalan. Akses jalannya bagus dan cukup lebar. Pengen nyovain nyetir tapi ga pede nyetir di tanjakan, lol. Karena sudah sore, kami hanya bisa memilih 1 pantai saja. Setelah itu kami berencana akan menikmati sunset sambil ngopi" cantik di HeHa Sky View, salah satu destinasi wisata yang sedang populer di Jogja. 

Karena ingin bermain kano, kami memilih Pantai Sadranan. Banyak sekali pilihan pantai di Gunung Kidul sampai bingung aku memilihnya :D Gunung Kidul memiliki 102 pantai dengan ciri khas dan keindahannya masing". So, we just took a random pick. Any beach would be fine as long as we can go canoeing :) Udah lama pengen nyobain main kano, akhirnya kesampean juga di Joga, hehehe... Sebelum main kano, kami bermain" dulu di tepi pantai. Tarif bermain kano IDR 100.000/kano, bisa diisi maksimal 2 orang, total 3 orang dengan 1 orang guide. Aku duduk di tengah, senang sekali karena tidak perlu ikut mendayung :D Sempet cobain ikut mendayung, tapi berat sekali, akhirnya dayung aku kembalikan ke teman aku, aku duduk santai saja di tengah menikmati :D Awalnya terasa agak kaku, khawatir kano terbalik dan jatuh ke laut :D Sebenarnya aman" saja karena kedalaman laut di area kami bermain kano hanya 3 - 5 m saja, hanya ombaknya saja yang agak ngeri, maklum laut selatan :D Tapi justru ombak besar itulah yang membuat permainan kamo menjadi semakin seru. Intinya sih selama berada di atas kano, usahakan relax dan jangan menyentuh kano karena hal itu justru membuat kano menjadi tidak seimbang. Santai saja sambil mengikuti ayunan ombak, lama" bisa enjoy juga. Kami bahkan dengan semangat mendayung ke tengah untuk mengejar ombak :D It was fun, I wanna do it again. Karena keasyikan main kano, kami jadi kemalaman, ngga jadi sunsetan di HeHa deh :D 


Pantai Sadranan, Jogja



Akhir" ini banyak sekali tempat" makan yang menyajikan pemandangan alam, baik perbukitan maupun lautan, lengkap dengan spot" selfie yang menarik di Jogja. Salah satunya adalah HeHa. Di dalam area HeHa, kita bisa menemukan food stall, restaurant, dan selfie spot, bahkan ada live music juga di malam hari ketika kami datang. Selain HeHa Sky View, Gunung Kidul juga punya HeHa Ocean View. Kelihatan kan ya bedanya di mana, HeHa Sky View menyajikan panorama langit di atas kota Jogja, indah sekali di malam hari, kita bisa menikmati Jogjakarta city light. Sedangkan HeHa Ocean View memiliki pemandangan laut. Kami memilih HeHa Sky View karena selama 2 hari kami sudah puas bermain" di pantai, jadi kami mencari sunset spot dengan view yang berbeda di mana kami bisa menikmati keindahan langit Jogja. Niatnya sih samil berburu bintang jatuh di malam hari, lol. 

Tiket masuk HeHa Sky View bervariasi:

  • Weekday

          11.00 - 15.00    : IDR 15.000

          15.00 - 21.00    : IDR 20.000

  • Weekend & National Holiday

           08.00 - 21.00    : IDR 20.00

Khusus periode tahun baru kemarin, tiket masuk naik menjadi IDR 25.000. Tiket masuk yang kita bayarkan belum termasuk tiket masuk ke selfie spot sbb:

  • Sky Glass IDR 30.000
  • Wall Climbing IDR 30.000
  • Sky Balloon IDR 20.000
  • HeHa Aeroplane IDR 20.000
  • Reflecting Pool IDR 10.000
  • Selfie Garden IDR 10.000
Harga tiket tersebut terhitung untuk 1 orang ya.

Sebenernya aku kurang begitu suka sih wisata selfie, lol, lebih suka wisata alam. Tertarik mengunjungi HeHa karena ingin menikmati coffee time di ketinggian sambil menikmati sunset, city lights dan bintang, sounds great untuk sunset spot kan. Aku ngga expect kalau ternyata HeHa tuh wisata selfie :D Salah satu icon HeHa Sky View adalah sky bridge, jembatan memanjang yang membentang di ketinggian. Tapi kemarin lagi rame banget sky bridge nya penuh orang jadi gabisa foto"an atau take video juga :D

Keesokan harinya kami lanjut city tour kota Jogja. Dimulai dengan lunch cantik di resto tepi sawah, Kolbano Cafe. Kolbano Cafe menyajikan aneka grill dan suki. Setelah makan siang, kami menuju ke Malioboro. Sebenarnya hari ini kami berencana mengunjungi Taman Sari dan menikmati sunset di Candi Ratu Boko, tapi waktunya ngga cukup karena kami bangun kesiangan :D Sampai area Malioboro sudah sangat sore, Taman Sari sudah tutup :D Taman Sari buka sampai jam 3 sore saja guys. Jadi ya udah, kami jalan" santai saja di Malioboro. Padahal Aku pengen banget sunsetan di Candi Ratu Boko. Candi Ratu Boko punya sunset view terbaik menurut aku. Malamnya kami berencana menikmati live music di Pendopo Lawas, kali aja beruntung bisa menyaksikan penampilan Tri Suaka. Tapiii khusus malam tahun baru live music ditiadakan, so sad :( Yah tanpa ada live music saja kondisinya sudah ramai banget kok, wajar saja ditiadakan, untuk mengurangi kerumunan. 


Grill with the View, Kolbano Cafe, Jogja


Kami stay di Malioboro sampai tengah malam pergantian tahun, sengaja nungguin firework :D Tapi karena ngga berani berkerumun, kami cari tempat yang agak jauhan dari pusat fireworknya :D :D

hari keempat, hari terakhir road trip kami, waktunya pulang, aaaaahhhh so sadddd, I want moreee :( Kami mengambil rute via Solo dan Sarangan untuk pulang. Mampir Solo cuma untuk makan sate buntel aja sih, lol. Sebelum berangkat ke Solo, kami sempatkan mampir ke Taman sari sebentar. Sayang banget kan udah sampe Jogja ga sempet mampir.

Taman Sari merupakan situs bekas taman istana yang aktif digunakan pada tahun 1700 - 1800 an. Komplek Taman Sari sangat luas terdiri dari berbagai macam bangunan, mulai dari pemandian, istana air, lorong bawah tanah, dll. Menyenangkan sekali berjalan mengelilingi Taman Sari, banyak yang bisa di eksplore, banyak cerita, banyak sudut yang menarik, banyak spot" foto. Paling bagus sih keliling Taman Sari pakai pemandu karena komplek Taman Sari sangat luas dan ada beberapa sport yang terletak di tengah pemukiman penduduk, agak susah dicari kalau ngga tahu tempatnya. Sayang sekali kami hanya bisa mampir sebentar karena masih harus melanjutkan perjalanan ke Solo dan Sarangan, jadi kurang puas explore nya. Next sabilah ya diulang lagi kalau pas ke Jogja, siapin waktu biar puas explorenya.


Taman Sari, Jogja





Perjalanan pulang dari Solo ke Sarangan lewat Tawangmangu indah sekali pemandangannya, melewati jalanan pedesaan dengan view sawah di kanan kiri jalan dan perbukitan di kejauhan. Next kalau lewat Tawangmangu lagi aku mau deh nginep sewa villa di sini, ok banget view nya. Epic moment dari liburan kami kali ini adalah moment ketika kami di Sarangan. Kami kan sampai Sarangan udah malam, sekitar pukul 6:30 an lah, tapi tetep berencana mau mampir sebentar karena udah nyampe Sarangan sayang banget kalau ngga mampir, kan jarang" tuh bisa sampai ke Sarangan. Tapi kami cape dan ngantuk banget. So, setelah memarkir mobil, kami berencana untuk tidur sebentar di mobil, 15 - 30 menitan lah baru turun. Apa yang terjadi kemudian? Kami tertidur nyenyak sekali, sampai jam 9 baru bangun, lol. AKhirnya kami menutuskan untuk langsung pulang saja padahal sudah masuk parkiran Sarangan, wkwkwk... ... 

Setiap perjalanan memang selalu mempunyai cerita uniknya masing" ya. Aku suka banget road trip, next boleh lah diulang lagi, mungkin dengan destinasi yang berbeda :)


Jan 5, 2022

Sumberkima Hill Retreat, My Favourite Private Villa in Buleleng, Bali

Tidak terhitung sudah berapa kali aku trip ke Menjangan, sepertinya aku juga sudah menulis 3 kali tentang Menjangan :D No worries, I won't write about Menjangan anymore, LOL. I will write a review about my favourite villa in Buleleng instead. I'm sure you will like it too. I have stayed in Sumberkima Hill Retreat for 3 times & I never get bored because design of each villa is different with the others, all of them are just so pretty. I will surely come back to Sumberkima again to experience another pampering moment.


Villa Gajah

3 bedroom villa with private pool. By the way, almost all villa in Sumberkima has private pool with different shape: half circle & square. Sumberkima also has central pool, named Lingga which has uniue shape :D 

Villa Gajah terdiri dari 2 bangunan terpisah. Bangunan utama terdiri dari ruang tamu, pantry, dan 2 kamar tidur. Bersebrangan dengan bangunan utama, terdapat 1 kamar tidur terpisah. Kedua bangunan dipisahkan oleh jalan setapak dan kursi taman yang sangat cocok dijadikan tempat bercengkrama sambil menikmati sunset bersama teman. Sebagian besar villa di Sumberkima memiliki ciri khas ruangan semi terbuka dengan banyak jendela. 





Villa Gajah memiliki half circle pool yang terletak di bawah. Dari 2 bangunan utama, terdapat jalan setapak menurun ke bawah menuju ke kolam renang. Selain kolam renang, terdapat juga area bersantai di tepi kolam lengkap dengan sun chair dan bed swing, I love it. Dari area kolam renang, kita masih bisa turun ke bawah melalui jalan setapak. Di bagian paling bawah villa Gajah terdapat taman bunga yang sangat asri, cantik sekali :) Hampir semua villa di Sumberkima memang memiliki banyak sekali spot foto.






Villa Arun

Villa Arun memiliki design yang berbeda dengan villa Gajah. Lokasinya terletak lumayan agak ke bawah, kita harus berjalan kaki melewati jalan setapak sempit untuk menuju ke villa Arun. Villa Arun memiliki view yang sangat cantik, berhadapan dengan laut dan gunung di sisi lainnya. Kita bisa mendapatkan ocean & mountain view di villa Arun. Berbeda dengan villa Gajah, villa Arun memiliki design horizontal. Kolam renang terletak sejajar di samping kamar tidur. Villa Arun memiliki 2 kamar tidur: 1 kamar tidur dengan kingsize bed dan 1 kamar tidur dengan twin bed. Kamar tidur di villa Arun berhadapan langsung dengan halaman luar villa, bayangkan membuka pintu kamar langsung mendapat view yang sangat indah :) Yang aku suka adalah design kamar mandinya yang terbuka dan sangat luas. Sayangnya design kamar mandi seperti itu tidak cocok ya digunakan di Surabaya :D




Seperti villa Gajah, villa Arun juga memiliki ruang tengah yang sangat luas dengan design terbuka. Villa Arun juga memiliki taman yang sangat luas, bahkan di bagian atas villa juga terdapat taman kecil lengkap dengan  gazebo.













Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Sumberkima, selain santai di villa tentunya. Sumberkima juga memiliki fasilitas spa, sport centre, you can do yoga here. Tentunya kita bisa melakukan banyak aktifitas di luar villa seperti snorkeling, diving, dan canoeing. Bali barat bisa banget nih jadi opsi weekend escape. Suasananya asri dan tidak terlalu hiruk pikuk di malam hari, bebas dari kemacetan :D Cocok untuk kamu yang ingin relax. Banyak aktifitas menyenangkan yang bisa dilakukan mulai dari water sport sampai hiking. Bali barat memang memiliki pesona tersendiri :)



Dec 24, 2021

New Year Trip to Bali During Pandemic

Time goes really fast, bentar lagi udah mau pergantian tahun loh -_- 2 tahun sudah hidup berdampingan dengan pandemi. Merencanakan trip sekarang tidak semudah dulu, apalagi dengan adanya peraturan perjalanan yang berubah", so sadddd :(

Sambil bikin new year trip plan, aku mau sedikit flash back mengingat new year trip ku tahun lalu. Bulan Desember memang vibes nya liburan banget, my favorite month of the year. Tiap hari yang dipikirin holidayyy mulu, udah ga fokus kerjanya, hahahahaha... ...

Trip tahun lalu sebenernya dadakan banget loh, H-1 baru aku siapin travel docs dan itinerary nya :D Aku type orang yang menyiapkan itinerary sebelum trip, supaya enak aja di destinasi kita udah tahu mau ke mana" aja, ngga bingung lagi cari tujuan yang pada akhirnya berujung buang" waktu di jalan. Tapiii kalau pas lagi jalan kebetulan nemu spot bagus yang searah atau bahkan mau ganti destinasi karena nemu yang lebih seru di tempat lain, it's ok, flexible aja, yang penting liburannya seru, hehehe...

Awalnya aku sama sekali ngga kepikiran mau ke Bali karena pada saat itu salah satu syarat perjalanan ke Bali adalah PCR dengan harga yang menurutku masih agak mahal, sekitar 800rb an. Kayak ngga rela aja gitu loh mengeluarkan dana extra 800rban :D Tapi akhirnya takdir membawaku ke Bali :D :D :D Happy banget loh setelah sekian lama ngga ke Bali, terakhir tahun 2016. Sering sih ke Bali, tapi cuma sampai Bali barat doank :D 

Aku berangkat tanggal 31 pagi. Sampai di Bali, langsung menuju ke hotel. Kali ini aku menginap di Best Western Resort Kuta, cari hotel dengan budget pas"an yang ada bath up nya :D Padahal selama di Bali jarang di hotel juga, LOL. 

Setelah check-in dan naruh barang, langsung cabut deh jalan” ke Kuta & blanja” di Kuta Square. By the way, untuk mencegah keramaian perayaan tahun baru, sepanjang jalan pantai Kuta ditutup mulai jam 4 sore. Diberlakukan juga jam malam sampai jam 11 malam dan larangan pesta kembang api. Duh tumbenan banget loh new year eve di Bali sepi banget padahal biasanya ya ampun sampai mau jalan aja syusah :D Bahkan akses ke Hard Rock pun ditutup, hanya tamu hotel yang bisa masuk. Seketat ituu perayaan tahun baru di masa pandemi. 


Kuta Beach


No party, no firework, so sad :( Hanya ada new year eve dinner sampai jam 11 malam saja karena setelah jam 11 malam cafe, resto, bar, semuanya tutup. Merayakan tahun barunya di kamar aja ya, nonton firework di youtube :D Ada sih beberapa Beach Club yang mengadakan party sampai tengah malam, tapiii kita gaboleh take picture, video, dan post di social media. HTM nya pun mahal, IDR 2jt/pax :D Aku sih new year eve dinner aja, dadakan cari venue yang masih ada available seat, waktu itu dapetnya di Kutabex. Dan beneran jam 11 mereka udah closed donk :( pulang dari Kutabex sambil nungguin gojek, tengok kanan kiri, sepi banget gaes Kuta, new year eve loh ini, sedih ga sih? :(

Sampai hotel langsung istirahat karena besoknya mau berangkat pagi Kintamani tour, cari view yang ijo” :D By the way, selama di Bali supaya enak kemana” aku sewa mobil karena aku gabisa bawa motor. Sewa plus driver biar sekalian ada yang nge guide in :D Kebetulan sewa mobil di Bali lagi murah banget, IDR 500.000 itu idah sewa seharian all in include bbm dan driver. Drivernya pun ramah dan menyenangkan. Kalian bisa pakai jasanya nih kalau pas lagi butuh driver di Bali (Bli Kadek +62 813-5318-3881). 

Pagi setelah sarapan, Bli Kadek jemput ke hotel, kami langsung jalan ke arah Kintamani. Lewat Ubud, sempet pengen cobain Bali Swing, tapi gajadi, jiper akutuh takut ketinggian -_- Yaudahlah ya langsung naik aja ke atas, keburu hujan cynnnt, lagipula biasanya macet juga kan, malah ga dapat apa” nanti. Spot pertama yang aku kunjungi hari ini adalah Penelokan, sebuah desa yang berada di letinggian dengan pemandangan yang asri dan sangat sejuk. Penelokan adalah spot yang paling bagus untuk menikmati view gunung dan danau Batur. Pengelolaan tempat wisata di Kintamani selama pandemi bagus banget loh gaes prokesnya, wisatawan dilarang berkerumun dan melepas masker. Melepas masker untuk foto diperbolehkan, tapi hanya sebentar, setelah itu masker harus dipakai lagi. Banyak polisi yang berjaga” menertibkan wisatawan. 

Danau dan Gunung Batur

Penelokan Village

Puas memandangi keindahan gunung dan danau Batur, ngga berasa udah siang aja, langsung deh cuss cari tempat makan kekinian yang memang lagi banyak banget di daerah Kintamani. Cari tempat makan dengan view gunung Batur.  Pilihan jatuh ke El Lago. Cakep banget gaes cafenya, di bagian outdoornya langsung menghadap gunung Batur. Ada kaca super gede juga di dindingnya, perfect to take a mirror selfie with mountain view. Cuma memang rame banget sih El Lago ini karena lagi ngehitz banget, aku aja harus antri untuk dapat tempat duduk. 

El Lago

After lunch sebenernya pengan nyobain Toya Devasya Hot Spring, udah kebayang berendam air anget sambil menikmati mountain & lake view. Tapi sayangnya hujan turun, deres lagi :( Langsung cari alternatif lain deh. Sebenernya pengen ke Pura Ulun Danu juga, tapi entah kenapa waktu itu engga jadi, karena hujan atau sedang tutup, aku juga lagi engga bawa kain. Kalau mau masuk area Pura harus pakai kain ya sekarang? Kayaknya sih dulu engga, pokoknya pakai pakaian rapi, sopan. Aku jarnag banget sih main ke Pura kalau lagi di Bali.Sayang banget sih sebenernya karena view Puranya cakep banget, di tepi danau. 

Browsing", nemu air terjun yang cakep banget di Gianyar. Kebetulan searah dengan Desa Penglipuran, desa adat di daerah Bangli yang sedang menjadi primadona pariwisata Bali. Seing banget lihat foto temen" di Desa Penglipuran, jadi ingin mengunjunginya juga. Rumah" di Desa Penglipuran masih sangat tradisional khas rumah Bali dengan bangunan" terpisahnya. Desanyapun masih sangat asri. Ngga heran sih karena Desa Penglipuran pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Spot rumah" tradisional di Desa Penglipuran ini sebenarnya hanya di satu ruas jalan menanjak saja. Di ujung tanjakan terdapat Pura yang menjadi tempat ibadah warga desa. Desanya cukup photogenic, namun sayang saat itu sedang ramai banget, jadi fotonga kurang maksimal :D Di Penglipuran aku sempat beli minuman racikan khas setempat, warnanya hijau, rasanya manis dan asam, aku suka. Kata Bli Kadek minuman ini bagus untuk pencernaan.

Penglipuran Village

Setelah itu, kamipun bergegas ke air terjum Kanto Lampo  karena hari sudah beranjak sore. Dan benar saja, sesampainya di lokasi air terjun, pengunjung sudah tidak diperbolehkan mendekati area air tejun karena air sungai sudah pasang. Hiks, sedih kann... untung Bapaknya baik hati, kami diperbolehkan untuk masuk setidaknya hanya sampai bagian samping air terjun saja dan tidak diperbolehkan turun ke bawah. Seperti itu saja aku sudah senang karena sudah jauh" datang kemari, masa iya ngga sampai masuk ke dalam, zonk donk :D Air terjun Kanto Lampo bentuknya seperti air terjun" yang ada di Sumba, air terjun bertingkat dengan bentuk yang lebar. Aku suka air terjun yang seperti ini, sangat cantik untuk difoto jika airnya jernih. Sayangnya air sudah pasang jadi kami tidak bisa turun ke bawah. Padahal bagus banget kalau bisa foto di atas bebatuannya.

Kanto Lampo Waterfall

Dalam perjalanan pulang ke hotel, aku sempatkan untuk mampir ke Istana Ubud. Istana Ubud adalah tempat tinggal keluarga bangsawan Bali. Kita hanya diperbolehkan masuk hanya sampai pelataran saja, padahal kayaknya dalamnya cakep banget. Ketika aku berkunjung kebetulan di halaman istana ada bapak" lagi memainkan alat musik tradisional Bali, vibes nya Bali banget :D

Malam hari nongkrong aja di cafe karena di Bali masih diberlakukan jam malam sampai jam 11.

Keesokan hari nya, ngga ada agenda khusus sih, yang jelas pagi aku harus antigen, mungkin sampai siang karena biasanya antri. Dan sorenya aku berencana mau sunsetan di Beach Club. Jadi aku memang sengaja ngga ada trip hari ini. Tapi sambil nunggu antrian antigen, daripada duduk bengong aja di klinik, sempet juga aku jalan ke Hutan Mangrove Bali, taking a morning walk while forest bathing. Sayangnya kawasan mangrove Bali sudah tidak terawat sekarang, terlihat kusam, jembatan kayunya pun banyak yang rusak. 

Sun Bathing

Sambil menunggu hasil antigen keluarpun, aku masih sempat jalan ke Sanur :D Aku mampir ke Big Garden Corner, banyak spot foto di sini, tapi sayang gaada yang fotoin -_- Inilah ngga enak nya solo trip, ngga ada yang fotoin :D Saat iu Big Garden Corner sedang ramai pengunjung, agak kurang maksimal juga sih untuk foto".









kelar usuran antigen kembali ke hotel untuk siap". Aku ngga reservasi dulu karena aku pikir Bali sedang sepi, wisatawan ngga banyak, pasti dapat lah seat untuk 1 orang aja. Ternyata itu adalah pemikiran yang sesat :D Karena ternyata full banget Beach Club" kece di Bali:( Pertama aku coba ke Cafe Del Mar, penuh, bahkan untuk 1 orang pun udah ngga bisa. Langsung deh aku telpnin Finns, Mano, Woobar, semua penuh. Mano bisa terima tamu tapi start jam 7, lah aku kan mau sunsetan. Akhirnya ya udah lah ya, keburu gelap, akhirnya mengikuti saran teman, aku ke 707 Beach Bern, Batu Beling. Dia selalu punya space, ngga mungkin penuh dan punya view sunset yang cantik. Dari 707, lanjut main ke daerah Legian, kangen dengan suasana malam di Legian. Sedih banget gaes, gemerlap Legian sekarang sudah pudar, banyak bar yang tutup, hanya VIP saja yang masih buka, itupun hanya di lantai dasar saja. kalau di daerah Seminyak kayaknya masih lebih banyak yang buka sih. masuk ke VIP berasa kayak masuk ke pub bribadi, sepi banget, pas awal masuk malahan tamunya cuma aku dan temanku saja :D

Hari keempat, hari terakhir di Bali. Hari ini aku cuma punya waktu setengah hari aja. Rencananya aku akan mengunjungi pantai" di Uluwatu sebelum akhirnya ke bandara untuk flight back ke Surabaya. Destinasi pertama adalah GWK. Seumur hidup bolak balik pergi Bali, baru kali ini aku ke GWK. Sebelumnya ngga pernah tertarik sih, menurutku ngapain main ke GWK ngelihat patung doank. tapi justru itulah daya tariknya GWK, patung"nya megah, tempatnya sri, cocok untuk jalan" santai, dan banyak spot foto yang menarik. Ketika aku berkunjung GWK baru saja buka setelah sekian lama tutup selama pandemi. Sayangnya belum ada art performance nya, mungkin karena pengunjung juga masih sepi.




Dari GWK, aku menuju ke Green Bowl Beach, such a pretty & exotic beach, bersih banget pasirnya, air launta juga jernih. Pantainya kecil saja dengan ombak yang lumayan besar. Untuk menuju ke sini, kita harus menuruni puluhan anak tangga, kurleb 15 menitan. Turunnya sih ngga papa, kebayang ngga baliknya naik nanti gimana, ngos"an cynttt :D Di sepanjang anak tangga banyak monkey, so usahakan jangan memakai sesuatu yang shining simmering splendid, seperti perhiasan dan jam tangan yang berkilau karena monkey suka. Oh iya, bawa air mineral ya karena naik turun tangga ini beneran menguras energi banget :D Sebenernya di Green Bowl beach ada semacam cave yang menghadap ke laut, cakep banget sih untuk foto, tapi kemarin lagi rame banget cave nya, jadi ngga bisa foto :( Gapapa deh, I'm having so much fun on the beach.



Stairway from Heaven

Beach hopping at noon, love it :D Sayangnya aku hanya bisa mengunjungi 2 pantai yang berdekatan karena sore aku harus sudah berada di bandara. Yaudah mampir ke Melasti aja, lokasinya deket banget sama Green Bowl beach. Sepanjang perjalanan turun ke pantai Melasti, kamu akan melewati tebing kapur yang cantik. View nya asli cakep banget, jalan berliku" di sisis tebing kapur tinggi dengan view pantai di sisi lainnya, so pretty. Cocoknya bikin video pakai drone nih :D Waktu aku main ke Melasti, Catamaran Beach Club masih under construction, Kalau sekarang sih udah jadi.





Ngga kerasa 4 hari sudah aku di Bali, waktunya kembali ke Surabaya. Ini Bali trip pertamaku sejak tahun 2016 :D Udah lama banget ya, 4 tahun. Padahal dulu sering banget main ke Bali, weekend ngga ada kerjaan, bingung mau main ke mana, tau" udah di Bali aja. How I miss that moment when visiting Bali feels like visiting neighbour. Mudah'an setelah ini bisa sering" main ke Bali lagi ya, bukan cuma ke Menjangan aja :D I love you Baliiii, aku pasti akan kembali :)