The Wanderer

Nov 7, 2018

If You Have Only A Half Day To Explore Jambi

Sometimes, you do not have much time to explore a city during a visit. But, you could still spare some time to explore the city. Make sure that you could maximize your limited time during your trip :) 


J . A . M . B . I

Terletak di pesisir timur pulau Sumatra, Jambi memiliki pesona dan ciri khas yang menarik untuk dijelajahi. Jambi memiliki nuansa islami dan melayu yang cukup kental karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Sayangnya saya tidak memiliki cukup waktu untuk mengeksplor budaya dan peninggalan sejarah di Jambi. Pasti akan menarik sekali menggali peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya masyarakat setempat.

Karena hanya memiliki setengah hari untuk mengeksplor Jambi, maka aku memilih untuk mengunjungi tempat-tempat iconic yang terletak di dalam kota dan tentunya berburu kuliner kahs Jambi.


Monas Kota Jambi

Monumen Nasional atau monumen peringatan perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan yang terletak di Jakarta Pusat ternyata ada replika/miniaturnya di Jambi. Monas kota Jambi terletak di pusat kota berdekatan dengan gedung-gedung pemerintahan kota Jambi. Bentuknya mirip sekali dengan tugu Monas di Jakarta, hanya saja ukurannya lebih kecil. Sayangnya tugu Monas Jambi sekarang sudah tidak ada lagi digantikan oleh Tugu Keris Siginjai sebagai icon baru kota Jambi yang peresmiannya dilaksanakan pada malam tahun baru 2018. Letaknya tepat di depan kantor walikota Jambi. Seperti halnya Tugu Monas, Tugu Keris Siginjai juga merupakan lambang perjuangan. Jika Tugu Monas melambangkan perjuangan bangsa Indonesia, maka Tugu Keris Siginjai melambangkan  perjuangan kesultanan Jambi. Sayang sekali sih sebenarnya Tugu Monas Jambi harus dipugar karena keberadaannya telah menjadi icon kota Jambi selama puluhan tahun.

Lokasi monumen setiap hari minggu pagi menjadi pusat kegiatan car free day di Kota Jambi. Seperti pada umumnya kegiatan car free day, masyarakat kota Jambi berkumpul di lokasi monumen untuk melakukan berbagai aktifitas, umumnya sih untuk berolah raga dan kuliner seperti jalan sehat, bersepeda, dan senam pagi. Di sepanjang trotoar menuju ke monumen bisa kita jumpai juga berbagai alat fitness sederhana sebagai sarana untuk masyarakat Jambi berolah raga. Pedagang kulinerpun berjajar manjajakan berbagai macam jajanan. Suasana car free day di Jambi tidak kalah meriah kok dibandingkan dengan car free day di kota-kota besar :)


Monas Kota Jambi



CFD Kota Jambi



Jembatan Gentala Arasy

Jembatan Gentala Arasy juga merupakan icon terkenal di kota Jambi. Jembatan Gentala Arasy merupakan pedestrian bridge atau jembatan pejalan kaki yang dibangun membentang di atas sungai Batanghari sepanjang kurang lebih 500 M. Lumayan juga ya jalan bolak-balik berarti kita sudah menempuh jarak kurang lebih 1 KM. Dibangun dengan arsitektur yang kental dengan nuansa Arab, ternyata Gentala Arasy juga memiliki bangunan museum. Jembatan Gentala Arasy cocok banget nih untuk jalan santai di sore hari.


Gentala Arasy Bridge

Setiap kota memiliki keunikan masing-masing yang sangat worth it untuk dijelajahi walaupun hanya setengah hari :D If I have another opportunity to explore Jambi, I surely would love to explore more :)














Sep 18, 2018

A Walk to Remember, Lombok Post Earthquake, Aug 2018

It was a nice Saturday morning when I finally landed in Lombok. The weather was nice, so was my feeling. I felt good, enthusiastic, and happy :) It was one week after big earthquake destroyed Lombok. It was my first trip to Lombok and also my first experience becoming a volunteer.


Lombok Praya International Airpot


Tiba di Lombok, aku dijemput oleh seorang teman yang akan mengantarkanku ke lokasi tempat aku akan bertugas selama satu minggu sebagai relawan, tepatnya di desa Sokong, kecamatan Tanjung, kabupaten Lombok Utara. Beruntung sekali aku memiliki seorang teman di Lombok yang bisa mengantarkanku ke lokasi karena kondisi pada saat itu sangat susah untuk mendapatkan akses ke Lombok Utara. Banyak kendaraan yang di charter untuk mendistribusikan logistik ke camp” pengungsian. Kebanyakan orang juga lebih memilih untuk berkumpul bersama keluarga, so ngga ada driver. 

Perjalanan dari airport ke Sokong kami tempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Memasuki kabupaten Lombok Utara, hampir tidak ada rumah yang berdiri dengan utuh, semuanya hancur rata dengan tanah. It broke my heart into pieces realising  that many people have lost their home, their job, and some might have lost their family :( It was the reason why I decided to go to Lombok. I wanna help people and cheer them up. I do not have rescue, first aid, or medic skill. But I want to be there. 

I joined Endri’s Foundation project in North Lombok. Yayasan Endri merupakan sebuah yayasan yang didirikan oleh mas Endri Susanto pada tahun 2014 dan sudah memiliki perijinan dari dinas sosial. Berawal dari kepedulian mas Endri terhadap banyaknya anak” dan warga kurang mampu di Lombok yang menderita berbagai macam penyakit seperti kanker, tumor, down syndrom, bibir sumbing, polio, dan banyak penyakit lainnya, maka terbentuklah Yayasan Endri yang bertujuan untuk  membantu warga kurang mampu yang sakit, difabel, dan terlantar. Dengan motto “good things happen to good people”, Yayasan Endri memiliki banyak kegiatan sosial, diantaranya adalah:
• Membagikan sembako ke warga kurang mampu
• Mengadakan oprasi bibir sumbing secara berkala untuk warga kurang mampu
• Membagikan kursi roda untuk anak” difabel
• Mengadakan program bedah rumah bagi warga yang benar” miskin
Bahkan Yayasan Endri juga telah membangun sebuah sekolah dan perpustakaan rakyat di kecamatan Tanjung kabupaten Lombok Utara. Untuk mengetahui profil dan kegiatan Yayasan Endri selengkapnya, silakan klik link berikut: https://endrifoundation.or.id/


Endri Susanto, Founder Yayasan Endri

ki-ka: Mermaid, Mas Adam (penanggung jawab Posko Sokong Yayasan Endri), Ayin


Yayasan Endri mendirikan posko peduli gempa untuk menyalurkan logistik dan donasi dari para donatur kepada mereka yang membutuhkan. Mereka mencukupi kebutuhan masyarakat di sekitar posko serta mendistribusikan bantuan ke pelosok” yang belum tersentuh oleh bantuan sama sekali. Ketika saya tiba di Lombok, memang masih banyak pelosok” yang belum menerima bantuan. Donasi belum tersalurkan secara merata. Hampir di semua lokasi di Lombok Utara, listrik dan air masih mati, termasuk di posko kami. Kami hanya dapat menikmati listrik di malam hari dengan menggunakan genset. Kami juga harus menghemat penggunaan air karena keterbatasan air bersih. Memang ada bantuan penyaluran air bersih dari pemerintah, tetapi tidak tentu datangnya. Selama seminggu saya tinggal di posko, kami hanya menerima pasokan air bersih satu kali. Tentu saja itu tidak cukup karena air bersih merupakan kebutuhan pokok yang seharusnya selalu ada. Kami membutuhkan air bersih untuk masak, mencuci, dan mandi. Beruntung sekali ketika kami bisa mendapat pinjaman double cabin car sehingga kami bisa membawa tanki air dan mengisi pasokan air bersih di mata air terdekat. Ketika saya tiba di Lombok, aktifitas belum kembali normal. Pasar masuh banyak yang tutup sehingga agak sulit untuk mendapatkan makanan segar seperti sayuran, lauk pauk, dan buah”an. Indomie saja yang banyak tersedia. Tapi tentunya saat ini kondisi sudah menjadi jauh lebih baik. PLN sudah mulai memperbaiki jaringan listrik yang mati dan aktifitas di pasar sudah mulai normal kembali sehingga masyarakat sudah bisa mendapatkan makanan segar.


Hari Pertama, Sabtu 11 Aug 2018

Tiba di posko sore hari, bertemu dengan para donatur yang sedang mengantarkan donasi langsung ke lokasi. Senang sekali mengetahui banyak yang peduli dengan kesusahan yang sedang dialami oleh saudara” kita di Lombok. Di posko, tidak ada perbedaan status, semua membaur menjadi satu, saling membantu dan memberi semangat. Kebersamaan yang indah :) Sore itu kami bersama” menyantap lezatnya nasi Puyung, hidangan khas Lombok Tengah. Kalau di Jawa nasi Puyung mirip dengan nasi Krawu, hanya bedanya nasi Puyung  menggunakan ayam bukan daging. Hidangan nasi dengan lauk ayam suwir pedas dan ayam suwir crispy, so delicious.. apalagi saya belum makan seharian karena tidak menemukan warung yang buka dalam perjalanan menuju ke Lombok Utara :D


Stock Air Bersih di Posko Sokong


Klinik Darurat Posko Sokong


Camp Relawan Posko Sokong


Dapur Umum Posko Sokong


Malam harinya, bersama salah satu team dari Yayasan Endri, kami menuju ke desa Kakong untuk mengantarkan bantuan berupa terpal karena terpal yang mereka gunakan saat ini bocor, sehingga mereka membutuhkan terpal yang baru. Kami biasa mengantarkan bantuan di malam hari supaya bantuan tersebut tersalurkan tepat kepada yang membutuhkan, kebanyakan kami saulurkan ke pelosok” yang memang masih minim sekali menerima bantuan. Perjalanan ke desa Kakong kami tempuh selama kurang lebih satu jam perjalanan. Desa Kakong terletak di wilayah perbukitan. Kami harus melalui jalan sempit berliku tanpa penerangan jalan untuk menuju ke sana. Terdapat beberapa aspal yang retak akibat gempa, di berbagai ruas jalan bahkan retakannya sampai melubangi separuh badan jalan.


Kunjungan ke Desa Kakong Bersama Team dari Yayasan Endri


Desa Kakong pastilah sangat indah di siang hari. Pemandangan yang indah, udara yang sejuk, bahkan kita bisa menemukan mata air yang memukau di sini. I found a bounch of beauty in Lombok, Lombok indah, membuatku ingin kembali dan mengeksplore lebih banyak lagi. Tapi tentunya saat ini kondisi masih belum kondusif. Cukup berbahaya berkeliaran tanpa tujuan yang jelas apalagi seorang diri karena warga masih mengalami trauma mendalam akibat gempa dan kejadian” yang mengikuti setelahnya. Banyak warga kehilangan harta benda karena dijarah oleh oknum” yang tidak bertanggung jawab. Sungguh tega mereka melakukan hal itu di saat warga sedang kesusahan.

Malam ini kami tidur di luar karena tenda untuk relawan belum terpasang. Kebetulan ada gazebo di posko yang bisa kami gunakan untuk beristirahat. Dinginnya Lombok di malam hari, beruntung kami memiliki selimut untuk menghangatkan diri sehingga bisa tidur dengan nyenyak. Ah.. kasihan saudara”ku di Lombok yang setiap malam kedinginan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Untungnya bantuan berupa terpal, tikar, dan selimut sudah mulai banyak berdatangan, semoga penyebarannya bisa merata. Terpal menjadi salah satu kebutuhan pokok yang paling dicari di Lombok. Bahkan warga yang rumahnya masih berdiri dengan utuhpun tidak berani tidur di dalam rumah apalagi masih banyak gempa susulan. Ya Allah, beri kekuatan dan kesabaran untuk saudara”ku di Lombok sehingga mereka bisa bangkit lagi mulai membangun kembali Lombok menjadi tempat yang nyaman untuk mereka tinggali.


Hari Kedua, Minggu 12 Aug 2018

Selamat pagi Lombok, semoga harimu kembali ceria :)

Hari pertama di camp pengungsian. Bangun pagi, kemudian jalan” memgeksplore desa Sokong. Hampir semua rumah hancur, rata dengan tanah, bahkan rumah yang masih berdiripun rata” sudah retak dan rusak parah, sudah tidak layak untuk ditempati lagi karena cukup beebahaya, sewaktu” temboknya bisa runtuh. Beberapa bangunan fasilitas umumpun hancur berantakan, fasilitas pendidikan dan kesehatan sudah tidak bisa digunakan lagi.


Fasilitas Umum yang Rusak Pasca Gempa

Rumah Penduduk Hancur Pasca Gempa

Kami mandi di toilet darurat semi terbuka. Awalnya bingung gimana caranya mandi karena tidak terbiasa mandi di tempat terbuka tapi lama” jadi terbiasa juga. Kehidupan di camp pengungsian memang serba terbatas. Yah disyukuri saja, beruntung kami masih memiliki toilet darurat.

Pagi ini kami mendapat tamu relawan dari Medana, sebuah desa di kecamatan Tanjung. Namanya mbak Meta, wanita cantik, ceria, dan tangguh ini telah lama aktif di kegiatan” sosial. Pagi inipun mbak Meta mengunjungi camp kami untuk membantu kami di dapur umum, bertukar cerita, dan saling menguatkan. Seperti kebanyakan warga di Tanjung, rumahnya rata dengan tanah, bisnisnya hancur, bahkan harus tinggal di pengungsian. Tetapi mbak Meta tetap semangat bahkan mulai bangkit untuk ikut membantu warga. Berkeliling dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan merupakan salah satu bentuk healing bagi mbak Meta. Ahh.. terharu jadinya saya, di tengah” cobaan yang sedang mereka hadapi, mereka masih memiliki semangat untuk saling membantu. Mereka ini orang” hebat. This is definitely a lesson to be learned. Bercermin pada diri sendiri, aku jadi malu karena sering  mengeluh dan marah ketika diberi cobaan yang tidak seberapa. Setidaknya aku masih memiliki rumah yang layak untuk dihuni, pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan sehari”, keluarga dan teman” yang sangat peduli dan selalu siap memberikan support. Bahkan aku masih bisa melakukan hal” yang aku sukai. Betapa beruntungnya saya jika dibandingkan dengan mereka. Sungguh sangat tidak pantas bagiku untuk mengeluhkan hal” kecil.



ki-ks: Mermaid, Mbak Meta, Bang Romi (Perawat di Posko Sokong)


Kegiatan sehari” di posko kami adalah pendistribusian donasi kepada mereka yang membutuhkan. Donasi kami terima baik dari kantor pusat yayasan yang terlatak di Mataram maupun dari donatur yang datang langsung ke lokasi untuk mengantarkan donasinya. Donatur bukan hanya dari WNI saja, bahkan banyak sekali WNA yang datang ke lokasi untuk memberikan bantuannya. Sebagian dari mereka bahkan ada yang jauh” datang dari Bali hanya untuk memberikan donasi. Bantuan tersebut kami bagikan ke warga setempat dan kami distribusikan juga ke pelosok” yang masih minim menerima bantuan. Pendistribusian donasi telah dipetakan agar penyebarannya merata. Ternyata masih banyak desa di pelosok yang belum mendapat bantuan secara maksimal bahkan belum tersentuh bantun sama sekali. Memang ada bantuan dari pemerintah, akan tetapi birokrasinya sangat panjang. Kadang mereka datang pagi, sore pulang tidak membawa apa”, sehingga keesokan harinya harus datang untuk mengantri lagi. Sore itu kami mendapat kunjungan dari Kades Leong Timur dan mendengarkan kesaksian beliau tentang susahnya mendapat bantuan dari pemerintah. Tetapi mudah”an birokrasi dan penyaluran bantuan dari pemerintah bisa lebih fleksible sekarang, apalagi Pak Jokowi telah melakukan 2x kunjungan ke Lombok sehingga mengetahui bagaimana kondisi di Lombok.


Kegiatan Sehari" di Posko

Peta Pendistribusian Logistik di Lombok Utara

Sore ini kami mendapat kiriman air bersih dari pemerintah daerah dan petugas pemadam kebakaran, alhamdulillah :)


Pendistribusian Air Bersih



Hari Ketiga, Senin 13 Aug 2018

Ohayo gozaimasu 🌞

This morning, as usual, I am having a morning walk. Kali ini aku berjalan jauh ke selatan. Semakin masuk ke pelosok, semakin banyak ditemui rumah" penduduk yang hancur rata dengan tanah.Sejauh mata memandang sudah tidak ada lagi rumah yang berdiri dengan utuh dan kokoh. Berjalan semakin ke salatan, saya menemukan sebuah bukit yang indah di antara pemukiman penduduk.


Lapangan Tanjung

Bukit Tanjung

Pagi ini, untuk menghemat stock air bersih di posko, kami mandi dan mencuci baju di sungai. Dalam perjalanan menuju ke sungai, kami sempatkan diri mampir ke camp tetangga untuk melayat. Salah seorang pengungsi baru saja meninggal di pengungsian, seorang Bapak yang meinggal terkena reruntuhan rumahnya ketika kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang yang tertinggal di dalam rumah. Innalilahi wa innailaihi rojiun, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah.


Warga Mencuci Baju di Sungai Untuk Menghemat Pasokan Air Bersih



Karena keterbatasan stock air bersih, warga terpaksa mandi dan mencuci baju di sungai. Jangan dibayangkan sungai yang kotor dan penuh sampah seperti di Jawa ya. Walaupun airnya tidak jernih karena kedalaman yang dangkal, tetapi sungainya bersih dan airnya segar. Puas rasanya main air di sungai, this is my first experience, agak aneh sih awalnya, tapi ternyata enak juga, segar, ya anggap sajalah sedang berenang di kolam renang :D


Hari Keempat, Selasa 14 Aug 2018

Guten Morgen

Pagi ini kami berbelanja di pasar. Aktifitas di pasar sudah mulai normal kembali. Para pedagang menjajakan dagangannya di depan bangunan pasar. Alhamdulillah, makanan segar sudah bisa didapatkan. Kami membeli ikan nila segar untuk dimasak kuah pedas. Harga bahan makanan di pasar normal, tidak ada pedegang yang memanfaatkan kondisi untuk berjualan dengan harga mahal.


Kondisi Pasar Pasca Gempa


Hari ini mbak Meta datang lagi ke posko, tapi tidak sendirian. Mbak Meta mengajak seorang teman, mbak Jus namanya. Mereka berdua membuatkan bubur kacang hijau untuk para relawan supaya tetap strong ketika sedang mejalankan tugas. Kami menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil melayani warga yang datang ke posko untuk meminta donasi barang" kebutuhan sehari".


With Mbak Jus

Stock air bersih di posko semakin menipis, terpaksa kami tidak mandi pagi ini. Pasokan air bersih belum datang lagi dan entah kapan mereka akan datang ke posko kami. Beruntung sekali siang itu kami mendapat kunjungan dari Bibi yang merupakan kerabat dari penanggung jawab posko, mas Adam. Rumah bibi terletak +/- 1-2 km dari posko. Rumahnya hancur, tetapi pasokan air bersih banyak dan lancar. Listrikpun sudah menyala. Sehari" Bibi sekeluarga tinggal di gazebo yang terletak di depan rumah mereka yang telah hancur. Mereka bercengkrama, makan, dan tidur di situ. Kamar mandi masih bisa digunakan, air bersih dan segar melimpah, tetapi temboknya sudah hancur :D Kebayang ngga mandi di tempat terbuka? Sudah berusaha ditutup dengan handuk dan baju pun masih ada bagian yang masih terbuka :D Bibi mengajakku mengunjungi tempat tinggalnya dan menawari aku mandi di rumahnya, aahhh.. segarnyaaa, akhirnya bisa mandi dan keramas :D Lombok Utara panas sekali di siang hari, gerah rasanya kalau tidak mandi.


PLN mulai memperbaiki jaringan listrik yang mati


Kembali ke posko, sedang ada kegiatan konsultasi dengan team medis. Para relawan medis memberikan layanan kesehatan kepada para pengungsi. Terharu, banyak yang peduli dengan kondisi Lombok dan memberikan bantuan baik secara materi maupun moral sesuai dengan kapasitasnya masing".


Layanan Kesehatan oleh Team Medis



Hari Kelima, Rabu 15 Aug 18

Bonjour!!

Hari ini kami merapikan dapur umum supaya terlihat lebih cantik :) Kebetulan kami baru menerima donasi berupa mangkok" dan ember" kecil warna-warni. Hari ini lagi" kami tidak bisa mandi di posko karena stock air bersih makin menipis. Jika ingin menumpang mandi, saya harus berjalan ke rumah Bibi atau ke bukit tempat saya berjalan" pagi di hari Senin kemarin. Di atas bukit, air bersih melimpah. Salah seorang teman yang tinggal di bukit menawari saya untuk mandi di rumahnya. Untuk mandi saja aku harus berjalan +/- 2-3 km jauhnya, hehe.. berungtung ya kita ketika ingin mandi tinggal melangkah beberapa meter ke kamar mandi saja.


Dapur Umum Posko Sokong

Aku tidak bisa meninggalkan posko siang ini karena teman" yang lain sedang ada urusan di luar posko. Untunglah mbak Meta datang lagi, sehingga aku jadi ada teman untuk mengobrol di posko. Sebenarnya siang ini, aku berencana untuk mengirim donasi ke timur beseta salah seorang teman dari yayasan Endri, tetapi dia sedang tidak enak badan. Siang harinya, mbak Meta mengajakku untuk mengunjungi rumah salah seorang teman di daerah Pemenang dan mengunjungi rumahnya. Kebetulan mbak Meta sudah ada janji dengan temannya di Pemenang, mbak Jane untuk mengantar air bersih dan mengambil terpal yang akan diberikan ke teman" yang membutuhkan.

Mbak Jane tinggal di perbukitan, halaman rumahnya luas dan dipenuhi dengan pohon" tinggi, adem, ayem rasanya. Rumahnya masih berdiri dengan kokoh. Rumah mbak Jane memiliki pondasi dari bebatuan dan berbentuk seperti rumah joglo. Kita harus naik dengan tangga untuk masuk ke dalam rumah. Rumahnya dibangun dengan konsep semi terbuka. Di ujung tangga, kita akan mendapati ruang utama yang terbuka yang berisikan ruang duduk, pantry, dan ruang makan. Di ujung ruangan ada Jacuzzi terbuka yang biasa digunakan untuk bersantai menikmati sunset. Walaupin sebagian besar bagian rumah terbuat dari kayu, kamar mandi dibangun dengan dinding batu bata yang sudah mulai retak akibat gempa. Kamar terletak di ujung lain bagian rumah. Dibangun dengan dinding kayu, bangunan tersebut masih kokoh. kamar tamu yang terletak di atas juga dibangun dengan dinding kayu dan masih berdiri dengan kokoh. Sepertinya rumah dengan dinding kayu cukup kuat juga dibandingkan rumah dengan dinding batu bata. Rumah" kayu masih berdiri dengan kokoh. Bukan hanya rumah mbak Jane saja, penginapan di tepi pantai Medana yang terbuat dari kayu juga masih berdiri dengan kokoh.

Mbak Jane mempersilakan warga yang tinggal di sekitar rumahnya untuk membangun tenda di tanahnya dan sekaligus mengkoordinir kebutuhan di camp, mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, dan kebutuhan sehari" sampai membangun system sanitasi di pengungsian, mendatangkan team medis dari luar untuk memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi, bekerja sama dengan para relawan dari luar untuk mengadakan trauma healing class, dan berbagai kegiatan penunjang lain. Super sekali ya mbak Jane ini, bukan hanya memberi tempat, tetapi juga mengkoordinir kebutuhan mereka sehingga camp pengungsian di tempat mbak Jane tertata dengan rapi. Dari tempat mbak Jane kami menuju ke camp di daerah Menggala untuk sedikit membantu di sana.


Trauma Healing Class

Naskun Lombok


Hari Keenam, Kamis 16 Aug 18


Another day in paradise.

Pagi hari menikmati keindahan pantai di Medana. Walaupun telah digoncang oleh gempa berulang kali, Lombok tetap indah. I found bunch of beauty in Lombok.


Pantai Medana

Morning Coffee

ki-ka: Mermaid, Bunda Meta, Mbak Jus, Oma

Hari ini adalah hari terakhirku di posko karena keesokan harinya aku akan dijemput kembali ke Mataram. Setelah menyelesaokan tugas di posko, akupun menyempatkan diri berjalan kaki ke bukit untuk berpamitan dengan bibi dan teman" di bukit. Ahh.. sedih sekali rasanya mengingat sebentar lagi akan segera meninggalkan Lombok Utara. teman" di sini sudah seperti keluarga. Kami telah berbagi cerita, suka dan duka, saling memberi support dan membantu. Banyak cerita dan pengalaman berharga. Aku punya keluarga baru di Lombok sekarang :) Semoga mereka selalu dalam keadaan sehat dan semnagat untuk membangun Lombok kembali.


Hari Ketujuh, Jumat 17 Aug 18

Today is Indonesian Independence Day. Akan tetapi kemeriahan hari kemerdekaan tidak terlalu terasa di pengungsian. Hari ini berjalan seperti hari" biasa, tidak ada bendera, tidak ada upacara, tidak ada perayaan.

Kami berbelanja di pasar hari ini. Kondisi di pasar sudah jauh lebih baik, semakin banyak pedagang yang mulai berjualan, dagangan di pasarpun sudah semakin beragam. Jaringan listrik di posko kamipun sudah diperbaiki sehingga kami tidak perlu menggunakan genset lagi di malam hari. Tinggal air bersih saja ini yang belum bisa kami dapatkan di posko.

Ahh.. lagi" harus berpamitan dengan teman" di posko, I hate farewell. Sedih rasanya meninggalkan posko. Suatu saat saya harus datamg lagi untuk mengunjungi teman" di Lombok Utara.


With Mbak Siti

Ki-ka : Mermaid, Bang Rommy, Bang Wira

Dengan Pengurus Posko dan Warga Setempat


Dalam perjalanan kembali ke Mataram, kami sempatkan mampir di Pantai Senggigi menikmati sore terakhir di Lombok :( Malam ini aku menginap di rumah teman di daerah Rembiga, dekat sekali dengan kedai Sate Rembiga, sate daging sapi dengan bumbu pedas manis, rasanya agak mirip dendeng. Di Surabaya aku suka sekali makan sate Rembiga, so pas banget ini, harus banget ngerasain cita rasa aslinya seperti apa :D


Penyebrangan ke Tiga Gili, Senggigi Beach


Hari kedelapan, Sabtu 18 Aug 18

Hari terakhir di Lombok :(

Sebelum saya kembali ke Surabaya, kami sempatkan untuk jalan ke Lombok Tengah, pantai Kuta menjadi tujuan kami hari ini. Perjalanan dari Mataram ke Pantai Kuta kami tempuh selama kurang lebih 1 jam. Pantai Kuta terletak di daerah perbukitan. Jalan yang kami lalui berliku dan menanjak indah sepanjang jalan.

Memasuki wilayah pantai Kuta, banyak sekali bar" di sepanjang jalan seperti di Legian. Di Malam hari pasti suasananya seperti di Legian. Memasuki kawasan pantai, ada beberapa surfing course dan dive centre. Ahhh.. jadi ingin menyelam rasanya, tetapi tidak mungkin karena sore harinya aku harus terbang kembali ke Surabaya, sedih :( Lagipula sepertinya aktifitas di dive centre belum kembali normal.

Banyak spot foto yang keren di Kuta. Pantai berpasir putih dengan air yang hijau jernih. Di bagian lain pantai Kuta, terdapat bebatuan yang sangat fotogenik. Karena tidak bisa main air, ya sudahlah ya, kita santai saja di tepi pantai, foto", next trip harus coba dive di sini :) It's like a magical pandora box, waiting to be opened and explored.


Pantai Kuta, Lombok








Saat ini tentunya kondisi di Lombok sudah jauh lebih baik, recovery sudah mulai dilakukan, sekolah" darurat mulai didirikan dan difungsukan, berangsur" kehidupan di Lombok sudah kembali normal. Akan tetapi, saat ini mereka masih membutuhkan bantuan kita. Bisnis mereka hancur, sebagian bahkan belum mulai bekerja kembali. Sedangkan di sana masih banyak kebutuhan untuk proses recovery dan tentunya kebutuhan pokok sehari" seperti beras, air bersih, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Oleh karena itu, aku berinisiatif untuk menggalang donasi lagi untuk membantu teman" di Lombok. Namun, ada satu hal yang mengusik pikiranku. Entah kenapa ketika berhubungan dengan donasi mind set kebanyakan orang adalah sebagai ajang untuk buang sampah. Jadi begini, ketika saya share ke beberapa group kebutuhan apa saja yang dibutuhkan di Lombok, sebagian besar dari mereka kompak mengumpulkan baju bekas untuk di donasikan. Baju bekas bahkan sudah tidak dibutuhkan lagi di sana karena sudah terlalu banyak orang mengirim baju bekas. I mean, untuk apa sih kita mengirim sesuatu yang tidak lagi diperlukan di sana? Selain baju, ada banyak kebutuhan lain yang lebih bermanfaat. Di beberapa lokasi memang baju masih dibutuhkan. Ketika saya menanyakan daftar kebutuhan ke teman" di Lombok, teman dari EF menyebutkan bahwa mereka masih membutuhkan baju. Tapi ngga sebanyak itu juga, seperlunya saja. Sedangkan baju yang kami terima berkarung-karung -_- Kami terpaksa harus sortir lagi baju yang kami terima karena tidak mungkin kami kirim semua. Sebagian tetap kami kirim. Sebagian lagi yang masih bagus akan kami jual di CFD, lumayam kan kalau sudah jadi uang bisa dibelikan kebutuhan lain yang lebih bermanfaat, dibelikan beras misalnya.

Nah, separuh lebih dari baju yang kami terima kondisinya sudah tidak layak pakai, kucel, robek, dan bahkan resletingnya rusak. Lalu untuk apa baju" tersebut didonasikan? Kami tidak mungkin mengirim baju" tersebut, dijual di CFD juga tidak akan laku. Fenomena ini loh yang bikin sedih dan kecewa terhadap pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia. Yang akan kita bantu ini bukan pengemis loh. Bahkan memberikan sesuatu ke pengemispun bukankah seharusnya dipilah" juga, barang yang sudah jelek dan rusak bukankah sebaiknya dibuang saja? Tidak ada paksaan untuk berdonasi, jika tidak ingin memberikan donasi juga tidak apa" karena donasi sifatnya sukarela, tidak mengikat. Jika memang tidak ingin memberikan donasi kenapa harus memberikan barang" yang tidak bermanfaat?

Opiniku jangan dibaca dengan nyinyir ya. Aku hanya ingin berbagi pengalaman saja, sekaligus meluapkan kekecewaan dan kekesalah sih :D We have to think and work smart. Kita kan udah pada gede ya, pasti tahulah mana yang baik. Jika ingin melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu, pastikan hal tersebut dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Jika tidak ingin ya diam saja, jangan malah melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. Seharusnya kita sama" maju ke depan bukannya melakukan sesuatu yang malah akan menghambat langkah kita ke depan. Ayo kita sama" #2019revolusimental dimulai dari diri kita masing", fighting :)























































Jul 4, 2018

6 Things To Do During Eid Mubarak Holiday

Libur lebaran baru saja usai. Mudik/liburan pastinya menjadi salah satu agenda wajib selama periode libur lebaran kemarin, khususnya mudik ke desa bagi yang punya kampung halaman :) Coba deh perhatikan feed IG, pasti banyak dipenuhi oleh foto” dengan latar belakang sawah :D Menikmati hari libur di desa yang tenang jauh dari keruwetan kota besar memang sangat menyenangkan. Sejenak kita bisa melepas penat dan beban, merasa bebas menyatu dengan alam, dan pastinya akan kembali segar ketika memulai aktifitas bekerja seusai liburan.

Sebelum memulai aktifitas liburan, pastikan kita telah melakukan perencanaan. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang dan details untuk kenyamanan perjalanan kita. Lalu apa saja sih hal-hal yang bisa kita lakukan di desa agar liburan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Yuk intip tips nya satu persatu :)

1. Silaturrahmi ke tempat keluarga dan teman
Salah satu tujuan mudik lebaran adalah untuk silaturrahmi dengan keluarga di desa. Mumpung nih lagi di desa, sekalian saja kunjungi semua kerabat atau teman yang kebetulan juga berdomisili di desa. Ngga setiap waktu kan kita bisa mengunjungi mereka, bertatap muka langsung, dan bertukar cerita. So take your precious time there wisely guys. 

2. Exploring neighbourhood
Lingkungan yang baru selalu menumbuhkan semangat, banyak hal baru yang bisa kita lakukan. Bermain di sawah, menjelajahi bukit di dekat rumah, bahkan mempelajari kebiaasaan dan culture masyarakat setempat. Selain menyenangkan, kegiatan teraebut juga akan menambah pengalaman dan wawasan kita.

3. Wisata kuliner daerah
Salah satu hal yang wajib dilakukan ketika sedang berlibur adalah mencoba kuliner daerah setempat. Rasanya kurang lengkap ya jika kita mengunjungi suatu daerah tanpa mencoba makanan khas daerah tersebut :)

4. Berpartisipasi dalam event-event lokal
Kalau di kota rasanya udah jarang banget kan ya event takbiran dengan berjalan keliling kampung membawa obor. Nah mumpung lagi di desa, coba deh ikut serta dalam kegiatan tersebut atau setidaknya ikut menyaksikan. Feel nya beda loh, cobain deh ;) Bukan hanya kegiatan takbiran saja, di desa juga sering ada kegiatan-kegiatan seperti street bazaar atau pertunjukan wayang semalam suntuk. Ngebosenin? Engga kok, justru kegiatan-kegiatan tersebut yang walaupun simple tetapi menjadikan masa liburan kita tidak monoton dan menyenangkan.

5. Mengunjungi tempat-tempat wisata
Ngga akan lengkap agenda liburanmu tanpa mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah setempat. Sempatkan waktumu untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata lokal.

6. Berbelanja kerajinan dan makanan khas daerah
Nah belanja oleh-oleh pastinya menjadi salah satu kewajiban juga ya sebelum pulang kembali ke kota. Selain makanan khas daerah, usahakan untuk membeli kerajinan/produksi lokal masyarakat setempat karena barang/barang tersebut tidak akan bisa kita temukan di kota dengan mudah :)

Serunya liburan di desa.. Jangan lupa untuk mengabadikan setiap moment dalam foto dan kalau bisa buat video atau vlog liburan yang bisa kita putar kapanpun kita butuh semangat dan inspirasi atau ingin mengenang kembali masa-masa menyenangkan liburan di desa :)






Jun 21, 2018

Coral Transplantation & Fun Dive with Surabaya Diving in Menjangan Island, Bali


Surabaya Diving merupakan salah satu komunitas scuba diving yang super keren di Surabaya. Didirikan oleh instruktur scuba ternama di Surabaya, Bapak Jimmy Lengkong, atau biasa disebut Pak Guru oleh kami murid-muridnya, sebagian besar member Surabaya Diving memang berasal dari murid-murid Pak Guru. Akan tetapi, Surabaya Diving tidak menutup kesempatan bagi diver-diver lain untuk ikut bergabung. Karena maksud dari dibuatnya komunitas ini adalah sebagai tempat berkumpulnya para diver untuk berbagi pengetahuan dan merencanakan dive trip tentunya.

Surabaya Diving sering mengagendakan event-event yang dapat meingkatkan pengetahuan dan kepedulian member-membernya akan pentingnya menjaga lingkungan. Salah satunya adalah kegiatan penanaman terumbu karang dan fun dive yang diadakan pada tanggal 15-16 Juli 2017. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kegiatan tersebut. Dengan mengikuti event-event pelestarian alam, kita akan menyadari bahwa untuk dapat terus menikmati keindahan laut, maka lingkungan harus terjaga.

Dalam penyelenggaraan event penanaman terumbu karang, Surabaya Diving bekerja sama dengan Nature Conservation Forum Putri Menjangan. NCF Putri Menjangan merupakan komunitas konservasi yang mengembangkan dan memelihara kawasan Putri Menjangan, letaknya tidak terlalu jauh dari Pulau Menjangan. NCF Putri Menjangan mengelola kawasan hutan mangrove dan terumbu karang di Putri Menjangan. Ada yang menarik dari spot penyelaman di Putri Menjangan, selain keindahan terumbu karangnya, kita juga bisa menikmati underwater temple yang unik dan menarik. Berbagai patung khas Bali sengaja ditempatkan di dasar laut untuk dapat dinikmati oleh para penyelam dan jadi spot foto yang keren tentunya :D

Kegiatan penanaman terumbu karang dimulai dengan briefing singkat tentang bagaimana tekhnis penanaman yang akan dilakukan. Bibit terumbu karang akan ditanam dengan cara ditempelkan dengan menggunakan bahan perekat alami. So excited, bibit-bibit yang kami tanam inilah yang kelak akan kami nikmati keindahannya. Sayangnya kegiatan penanaman terumbu karang tidak bisa dilanjutkan dengan fun dive karena arus yang cukup kencang.

Sambutan dari Ketua NCF

Proses Penanaman Terumbu Karang

Merapat ke bibir pantai, kehadiran kami disambut oleh rombongan adik-adik Sekolah Dasar yang akan mengikuti acara penyuluhan lingkungan yang akan diberikan oleh Pak Guru sekaligus ikut berpartisipasi dalam kegiatan beach cleaning dilanjutkan dengan penanaman bibit mangrove di kawasan hutan mangrove. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan memang sebaiknya ditanamkan sejak usia dini. Walaupun dirancang dengan sederhana, namun acara berjalan dengan seru. Bahkan Bapak kepala Desa dan Ketua NCF turut hadir untuk memberi sambutan dan meramaikan acara. Berbagai games seru kami hadirkan sebagai penyemangat.

Penanaman Bibit Mangrove

Sore harinya, kami menyebrang lagi ke tengah laut. Tidak, bukan untuk menyelam :D Akan tetapi unbtuk menikmati keindahan sunset dari kapal MIR, Make It Real. Wow, stunning. Sangat bermakna ya nama yang dipilih untuk kapal milik Biosphere Foundation tersebut, Make It Real. Be brave, Make It (your dream) Real. It was a classic sailing ship which is used to sail across ocean to remote islands in Asia to support Bisophere Foundation’s project. Biosphere Foundation sendiri adalah sebuah organisasi yang memiliki tujuan untuk mengedukasi penduduk dan turut berperan aktif dalam pelestarian lingkungan.

Tour singkat ke dalam kapal MIR. Walaupun memiliki design yang classic, akan tetapi MIR memiliki feature-feature yang modern bahkan interiornyapun telah direnovasi. Bagian yang paling saya sukai dari MIR adalah perpustakaannya. Karena saya suka membaca, perpustakaan di tengah laut terasa bagaikan surge kecil bagi saya :D banyak buku-buku berbobot yang menarik untuk dibaca. Sayangnya kami tidak bisa mngeksplore bagian bawah kapal karena gelap.


MIR (Make It Real)

Pak Guru with The Girls



Hari kedua dilanjutkan dengan kegiatan fun dive, exploring the beauty of Menjangan Island. Keindahan Pulau Menjangan tidak perlu diragukan lagi. Tugas kitalah untuk menjanganya agar keindahan biota laut Pulau Menjangan terus terjaga dan bisa dinikmati anak cucu kita kelak. Senang sekali bisa berpartisipasi dalam kegiatan penanaman terumbu karang kali ini. Terima kasih untuk para sponsor yang telah mendukung dan teman-teman yang telah berpartisipasi. Semoga ke depannya akan makin banyak kegiatan semacam ini digagas bukan hanya oleh Surabaya Diving tetapi juga oleh komunitas-komunitas lain. Untuk turut berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan, kita bias memulainya dari diri sendiri dengan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi penggunaan plastic dan kertas.

Banyuwedang Bay


Our Dive Boats


Sea Fan

Bintang Tidak Selalu Ada di Langit

Dive Buddies

Untuk mengetahui even-event Surabaya Diving yang lain, silakan follow IG @surabaya_diving, follow juga @nature_conservation_community dan @biospherefdn yah J


Talk Show Surabaya Diving with Prima Radio