The Wanderer

Dec 22, 2020

First Trip During Pandemic, Seruni Point Bromo & Madakaripura Waterfall

2020 is really something. Life is soooo flat in 2020. It was started in the end of March when first Corona virus case was identified in Indonesia. Life has changed a lot. 

So, we decided to arrange a short trip to Bromo in Aug. Semangat sekali rasanya setelah berbulan-bulan lamanya stay at home aja, sakauuuu trippp gilakk :D Kami pergi hanya berempat, pakai mobil pribadi supaya aman. Dari Sidoarjo kami berangkat pukul 4 pagi, sengaja ngga ngejar sunrise sih memang, pokoknya sampai Bromo aja :D Senangnya sekarang sudah ada tol sampai Probolinggo, cukup mempersingkat waktu sih. Dari Waru kami naik tol sampai Probolinggo. Keluar tol, jalan lurus sedikit, belok kanan sudah menuju ke arah Bromo. Lama perjalanan sampai ke desa Ngadisari kurleb sekitar 2 jam an. Tips buat kamu yang trip ke Bromo lewat Probolinggo, di tengah perjalanan akan banyak calo jeep yang nyetop kendaraan, jalan aja terus mentok sampai Ngadisari. Di Ngadisari kamu akan menemukan loket resmi persewaan jeep.

Sayangnya ketika kami berkunjung ke Bromo di bulan Aug, hanya ada 1 spot yang sudah dibuka, yaitu Seruni Point. Spot yang lain masih tutup karena pandemi, rencananya akan mulai dibuka satu persatu. Seruni point ini trial, spot pertama yang dibuka di Bromo. Karena hanya bisa mengunjungi Seruni Point saja, harga sewa jeep pun menyesuaikan, hanya tinggal IDR 300.000 saja per unit.

Bromo di masa pandemi, lumayan rame juga, sudah mulai banyak pengunjung. Tetap jaga jarak dan pakai masker. Tapii engep juga rasanya jalan di ketinggian pakai masker :D Ngga banyak sih yang bisa dinikmati di Bromo karena kita hanya bisa ke Seruni Point saja. Untuk menuju ke puncak Seruni, kita harus menaiki 270 anak tangga dengan suguhan panorama yang asri di sepanjang perjalanan. Kami beberapa kali berhenti di bordes untuk mengambil foto. Perjalanan menuju ke puncak kami tempuh kurleb 30 menitan saja jalan santai, jalannya ngga terlalu nanjak.

Long & Winding Road


Bordes Photoshoot :D


Puncak Seruni berada di ketinggian 2400 Mdpl. Di puncaknya, terdapat 4 buah pilar Tugu Brawijaya yang dibangun dengan megah dan berselimut awan di pagi hari. Selain tugu yang dibangun tinggi menjulang, puncak Seruni juga memiliki teras langit di masing" sisi tugunya. Teras langitnya benar" menawan. Ketika awan turun, akan tampak seperti sedang berada di khayangan.


Kayak Lagi di Khayangan kan? :D

Morning View at Seruni Point

Karena Ngga ke pasir Berbisik, Foto Sama Jeepnya di parkiran aja :D


Setelah puas explore Bromo, kami melanjutkan perjalanan ke air terjun Madakripura. Lokasinya deket banget, kurleb 1 jam an dari Ngadisari. Duluuu banget, jaman masih kecil, aku udah pernah ke Madakaripura. Jaman foto polaroid masih berjaya dan Madakaripura dipenuhi dengan tukang foto yang menawarkan jasanya untuk memotret para wisatawan. Ada beberapa hal yang berubah. Yang pertama, akses masuk ke Madakaripura. Dulu, dari parkiran kita bisa langsung memasuki kawasan Madakaripura. Tetapi sekarang tidak, tempat parkir telah dipindah ke bawah. Untuk memasuki kawasan Madakaripura, kita masih harus naik ojek karena jarak dari tempat parkir ke pintu masuk Madakaripura masih lumayan jauh juga. Tapi ojeknya murah kok, 5 ribuan aja. Memasuki kawasan Madaripura, banyak anak kecil yang berjualan jas hujan. Awalnya aku bingung, kenapa banyak banget sih yang jualan jas hujan, padahal ngga lagi hujan loh, bukan musim hujan juga. Ternyataa, tepat ketika akan memasuki ceruk di mana air terjun itu berada, kita akan disambut oleh rintikan air tanah yang cukup deras, berasa kayak hujan sunggunan. Ini sih kalau ngga pakai jas hujan pasti basah kuyup udah. Aku yang pakai jas hujan aja tetep basah. Btw, akhirnya aku beli juga jas hujan setelah tahu apa fungsinya :D Etapi, dulu waktu pertama kali ke Madakaripura kayaknya ngga ada adegan basah"an nya deh. Ngga pakai jas hujan aman" aja, tetep kering. Satu hal lagi yang sudah berubah, dulu kan banyak banget tukang foto di air terjun, sekarang udah ngga ada lagi. 

Dari pintu masuk menuju ke air terjun Madakaripura, kami jalan kaki sejauh kurleb 2 km an. View nya ciamik, kayak di film Dora & the Lost City of Gold. Pepohonan di kanan kiri, angin sepoi", gemericik suara air di sungai, what a perfect combination. Jalan 2 km jadi terasa asyik dan ngga ngebosenin. Di sepanjang perjalanan juga terdapat beberapa jembatan tua. Berjalan di jalan setapak Madakaripura, terasa seperti sedang dalam perjalanan mencari harta karun :D

Patung Gajah Mada

Parapataaa :D

Madakaripura


Madakaripura adalah salah satu jenis air terjun yang aku suka. Air terjunnya jatuh melingkar membentuk tirai. Air terjun di lereng Gunung Bromo ini konon merupakan tempat semedi Patih Gajahmada. Lokasinya berada di ujung lembah berbentuk ceruk, dikelilingi tebing" curam yang meneteskan air seperti hujan. It's like a hidden gem, Parapataaa :)





May 6, 2020

Pulau Bawean, Pulau Impian di Utara Kota Gresik

Sudah lama sekali aku ingin mengunjungi Pulau Bawean. Sebuah pulau kecil yang indah di utara kota Gresik. Padahal jaraknya dekat saja ya :D Untuk mencapai Pulau Bawean selain dengan kapal laut bisa dengan pesawat dari bandara Surabaya. Sebenarnya aku dan teman" sudah beberapa kali merencanakan perjalanan ke Bawean, tetapi selalu gagal karena ombak besar. Di bulan" tertentu memang ombak di perairan Bawean cukup tinggi sehingga tidak ada kapal yang beroprasi pada saat" itu.

Akhirnya kesempatan itu datang juga, liburan tahun baru 2020 bersama teman" dari Apnea Surabaya, yeayy... Tanpa pikir panjang akupun langsung mengajukan cuti untuk mengikuti trip ke Bawean. Kami menyebrang ke pulau Bawean menggunakan kapal ferry dari pelabuhan Gresik. Harga tiket kapal penyebrangan Gresik - Bawean IDR 150.000. Kalau menggunakan pesawat dari Surabaya harga tiketnya kurleb IDR 300.000an, selisihnya dikit aja ya :D Perjalanan dari pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean ditempuh selama 3 jam. Kapal berangkat pukul 09:00 dan tiba di Bawean pukul 12:00. Perjalanan lancar, ombaknya tenang, ngga berasa kayak lagi di laut :D

Akhirnya Sampai di Bawean :)

Tiba di pelabuhan Bawean, kami dijemput oleh local guide kami, Mas Alex. Selama di Bawean kami akan tinggal di rumah Mas Alex. Kalau kamu ingin tinggal di penginapan, di dekat pelabuhan juga banyak kok motel dengan budget kurleb IDR 200-300 ribuan per malam. Oh iya, untuk mempermudah mobilisasi selama di Bawean, kami menyewa motor. Ada tempat persewaan motor di palabuhan, jadi turun dari kapal kita bisa langsung bawa sepeda motor untuk keliling pulau. Harga sewa motor IDR 50.000/hari. Alat transportasi yang paling cocok di Bawean ya memang pakai sepeda motor karena jalanan di Pulau Bawean terbilang cukup sempit. Tapi aku takjub loh dengan infrastruktrur di Bawean. Walaupun jalannya kecil, tapi bagus dan pavingan bahkan sampai ke gunung. Jika ingin membawa sepeda motor sendiri dari Jawa, sebenarnya bisa saja, tetapi kapal ferry yang kami gunakan hanya khusus mengangkut penumpang saja. Ada kapal ferry khusus yang bisa mengangkut kendaraan, seperti kapal ferry di Ketapang - Gilimanuk. Nama kapalnya Giliyang. Waktu tempuh Giliyang ke Bawean lebih lama, kurleb 8 jam. Ngga kebayang, ngapain aja terombang-ambing di atas kapal selama 8 jam :D

Pemandangan di Pulau Bawean indah sekali, persawahan tertata dengan rapi di sepanjang jalan. Baik di sisi kiri maupun di sisi kanan, view nya hijauuu semua. Udaranya segar dan manis. Kalau menurutku, Pulau Bawean ini lengkap banget. Kamu bisa menemukan apapun di Bawean, persawahan, hutan, danau, air terjun, sumber air, pantai, dan pulau berpasir putih. Pulau Bawean juga terkenal dengan underwater view nya yang cantik, tetapi ternyata upwater view nya pun tidak kalah cantik. 

Perjalanan ke rumah Mas Alex kami tempuh selama kurleb 1 jam melewati sawah dan hutan, ada penangkaran rusa juga di tengah perjalanan. Setibanya di rumah Mas Alex, kami disambut dengan hangat. Makan siang yang lezat pun telah tersaji. Selama di Bawean nih, sudah pasti menu utamanya adalah seafood. Ikannya sumpah fresh banget dan manis. Bawean juga terkenal dengan lobsternya. Sayang sekali ketika kami ke Bawean kami tidak mendapat lobster karena belum musimnya. Yahhh... kecewa deh, mesti balik ke Bawean buat makan lobster, wkwkwk.. .. .. Seafood di Bawean murah" loh gaes, ikan tongkol besar seukuran lengan dijual seharga IDR 10.000an saja, bahkan bisa lebih murah kalau pas musimnya. Udang Ronggeng IDR 5.000an per biji, Lobster IDR 50.000 dapet 1 kresek. Surganya seafood banget kan :D

Setalah makan siang, kami diajak main ke pantai yang terletak di belakang rumah. Wow... super banget di belakang rumah ada pantai. Pantai Pemasaran namanya, terletak di belakang pemukiman penduduk dan bukan pantai yang dikelola untuk pariwisata. Untuk memasuki Pantai Pemasaran, kita harus melewati persawahan terlebih dahulu. Semakin dekat dengan pantai, kita akan melihat deretan pohon kelapa. Kebayang kan segarnya seperti apa? Sepeda motor kami parkir di lahan yang tersedia untuk parkir. Kami berencana untuk menyebrang ke tengah. Oh iya, ada yang unik dengan kebiasaan orang Bawean, yaitu dengan meninggalkan kunci sepeda motor tetap tergantung sementara motor kita tinggal. Katanya sih di Bawean aman, tidak ada curanmor. Bahkan jika kita mengunci sepeda motor kita malah terkesan aneh. Dan memang iya loh, selama kami di Bawean dan mempraktekkan hal tersebut, sepeda motor sewaan kami aman" saja tidak ada yang ambil. Coba kalau di Surabaya, ngga ada 5 menit udah ilang diambil maling, wkwkwk... ... ...

Pemasaran Beach



Kami menyebrang ke tengah naik kano. Tapiiii ternyata lautnya ngga dalam gaes, sampai ke tengah hanya sedalam dadaku aja, wkwkwk... ... trus ngapain ya kita mesti naik kano? Kami sempat snorkeling dan free dive di Pemasaran, tapi underwater view nya biasa aja sih, ngga banyak yang bisa dilihat di sini. Tapiiii... aku suka banget sama view upwaternya. Jadi, di tengah laut, terombang-ambing di atas kano, di belakang tuh view nya bukit. Keren banget kan back groud nya. Mendekati tepian pantai banyak pohon tinggi dan kelelawar di kala senja. Trust me, it would be a beautiful spot to take a picture.

Kano dengan Tenaga Penggerak Uncle Zein aka Didorongin Sampai ke Tengah, lol





Selesai sudah petualangan hari pertama kami di Bawean. Kami pulang ke rumah, mandi, dan makan malampun tersaji. Malam itu kami makan bersama keluarga besar Mas Alex. Thank you for the hospitality, we're happy having new family in Bawean :)

Makan Malam dengan Keluarga Besar Mas Alex

Hari kedua di Pulau Bawean. Setelah mandi dan sarapan, kami siap" berangkat ke Pulau Gili Noko. Di Bawean banyakkk sekali pantai yang bisa di explore. Pantainya masih alami, belum ramai pengunjung. Dalam perjalanan ke Gili Noko, kami sempat mampir ke salah satu pantai yang kami temui di jalan, Pantai Labuhan. Pantainya sepi berasa kayak pantai pribadi :D Semoga kelak jika sudah ramai pengunjung, keasriannya akan tetap terjaga ya.

Pulau Labuhan (Itu mata meringis karena silau gapake sun glasses, mampir bat foto bentar jadi gasempet pake sun glasses :( 

Untuk menuju ke Pulau Gili Noko, kami menyebrang dari Pantai Mombhul. Kami menyewa boat dengan biaya sewa IDR 300.000. Dari Pantai Mombhul ke Pulau Gili Noko, kami menempuh perjalanan selama kurang lebih sejam an, ga sampe sejam deh kayaknya, lupa, wkwkwk.. .. Ngga terlalu jauh kok gaes, setengah jam aja mungkin. Pulau Gili Noko merupakan pulau kecil dengan pantai berpasir putih, so bright & beautiful. Kami mampir ke pulau hanya sebentar saja sih, untuk sewa alat karena salah satu teman kami ada yang tidak membawa alat. Tujuan utama kami ke pulau adalah untuk mengeksplore underwater nya. Penasaran, karena menurut cerita teman" yang pernah mengunjungi Pulau Bawean, Bawean memiliki kekayaan biota laut dan keindahan yang luar biasa. Dannn, memang keren sekali gaess. Aku takjub sumpah. Deretan coral warna warni, pink, hijau, biru, beraneka macam coral seakan ngga ada habisnya, terhampar luasss. Letak coral juga tidak terlalu dalam, jadi free dive aja cukup, ngga perlu scuba, lagipula di Bawean tidak ada dive centre. Tapi kalau kamu ingin scuba, di Dinas Kelautan ada tabung yang bisa disewa. Satu hal yang aku sesali, aku gabawa Gopro karena masih diperbaiki, hiks... ... So, keindahan bawah laut Bawean hanya bisa aku abadikan dalam ingatan saja. Next, harus balik ke Bawean lagi bawa Gopro, wkwkwk.. .. sekalian berburu lobster.

Pulau Gili Noko





Kami di Gili Noko hanya sampai tengah hari saja, lalu kami kembali ke pulau utama untuk makan siang. Oh iya, ada yang unik dengan warung makan di Bawean. Karena tidak setiap hari pengunjung datang ke Bawean dan rata" masyarakat Bawean cenderung masak sendiri di rumah daripada jajan di luar, so rata" warung nasi di Bawean tidak menyediakan menu yang ready. Begitu ada tamu datang, pesan, baru mulai dimasakkan, termasuk nasi juga baru akan dimasak setelah ada tamu :D Kebayang ngga pas lagi laper"nya, pesen makan, eh masih harus nunggu masak nasi dulu :D Ada sih beberapa menu seperti baso dan mie ayam yang selalu ready. Tapi sebaiknya sebelum memesan kita pastikan dulu kalau menunya sudah ready. Siang itu kami makan mie ayam.

Setelah makan siang, kami menuju ke destinasi berikutnya, Tanjung Gaang. Perjalanan menuju ke Tanjung Gaang, sumpah perjuangan banget. Awalnya sih mulus" saja, kami melewati jalan berpaving menuju ke bukit. Pemandangan di kiri dan kanan kamipun sangat indah, sawah yang terhampar luas dan barisan bukit di kejauhan. Namun, makin lama jalan makin menanjak dan sempit. Jalan yang kami lalui sudah tidak berpaving lagi, melainkan jalan berbatu dengan jurang di sisi sebelah kiri kami. Pohon" beranting berbaris di sebelah kiri dan kanan kami. Waktu itu aku dibonceng Zein, dia bawa spear gun. Kebayang ngga itu ujung spear gun bolak- balik kecantol dahan yang menjulur :D Tanjakan curam membuat salah satu sepeda motor yang kami naiki panas sehingga kami harus berhenti sejenak untuk mendinginkan sepeda motor, di tengah hutan, sore menjelag senja, agak" spooky gimana gitu :D

Akhirnya kami tiba juga di Tanjung Gaang. Pantai dengan bukit karang yang luas. Di Tanjung Gaang kami ngga turun, padahal katanya underwater view di sini lebih keren dari Gili Noko dan ikannya juga lebih banyak. Zein doang sih yang turun setelah dia loncat dari bukit karang, luar biasa memang nyalinya :D Datang untuk menikmati sunset, kami mulai mendaki bukit karang yang terjal, berlubang di sana sini dan tentunya tajam sambil gendong ransel & gear, lol. Di beberapa bagian batu karang bahkan agak licin karena basah. Perjuangan masih terus berlanjut, wkwkwk... ... Sumpah saltum banget rasanya mendaki bukit pakai rash guard, leggingku sampai berlubang di beberapa bagian terkena permukaan batu karang yang tajam. Tapi segala perjuangan memang pada akhirnya berbuah sesuatu yang indah. View di atas bukit karang Tanjung Gaang sumpah keren banget, dari sini sunset terlihat begitu indah. Kalau kamu punya cukup nyali, kamu bisa mencoba untuk loncat dari puncak bukit ke laut, like what Zein did. Kalau aku sih sudah cukup puas dengan menikmati view di puncak bukit.

Tanjung Gaang

Perjuangan Para Pemburu Sunset :D

On the Top



Setelah matahari tenggelam, kami turun dari bukit dan kembali ke rumah. Sebelumnya kami mampir untuk makan malam terlebih dahulu. Baso ikan gaes, terbuat dari ikan tongkol, ikannya lumayan berasa, jumbo banget ukurannya, cuma IDR 10.000 an :D Murah banget ya. Langit Bawean sangat bersih, hamparan bintang terlihat dengan jelas. Kalau di Surabaya, aku ngga ingat deh kapan terakhir kali bintang terlihat dengan begitu indahnya.

Keesokan harinya, sebelum memulai aktifitas, aku sempatkan jalan pagi di sekitar rumah. Rumah Mas Alex terletak di Desa Tambak. Di sini terdapat sumber air alami yang konon airnya tidak pernah habis walaupun di musim kemarau. Kualitas airpin telah diuji di lab, kandungannya lebih baik dari air minum kemasan. Di sinilah masyarakat setempat mengambil air untuk memasak dan untuk air minum. Airnya bisa langsung diminum tanpa dimasak. Seger sih memang airnya, kayak ada manis"nya. Yang unik adalah bangunan di sumber mata air tersebut, sekilas bentuknya seperti kandang beruang :D Sumpah deh, pertama kali aku lihat aku pikir itu kandang beruang, mirip banget kayak kandang beruang di Surabaya Zoo. Tapi siapa juga yang pelihara beruang di tengah perkampungan, lol. Dan ternyata memang bukan kandang beruang, tapi sumber air alami :D Kami penuhi deh tumbler kami dengan air dari mata air tersebut untuk bekal perjalanan kami hari ini.

Sumber Mata Air di Desa Tambak

Hari ini kami akan explore Pulau Cena, salah satu spot diving dengan underwater view yang ngga kalah indah dengan Pulau Gili Noko. By the way, trip kali ini sumpah saltum banget aku. Baca itinerary dari Bang Opan agenda melaut hanya sekali, selebihnya kami explore upwater Pulau Bawean. Bawa rash guard 1 aja donk. Eh selama 3 hari di Bawean kok kami trip nya ke laut terus, wkwkwk... ... maklum aja trip nya free diver, yang dicari ya laut :D Jadinya itu rash guard cuma sebiji cuci kering pakai :D Malam sampai rumah cuci rash guard, paginya dipake lagi, lol. Baju" yang aku bawa gaada yang kepake kecuali baju tidur doank, wkwkwk... ... Pergi juga langsung pake rash guard, cuma di doublein kaos aja karena di lokasi kan ngga ada tempat ganti. Jadi ya rash guard nya langsung dipake, sampe di tempat langsung copot kaosnya. Tahu gitu ngga bawa baju berat" aku, banyakin bawa rash guard aja, enteng, wkwkwk... ... ok, lesson to be learned for next trip :)

Heading to Pulau Cena

Untuk menuju ke spot free dive di Pulau Cena, jika kamu berangkat di pagi hari, kamu bisa berjalan sampai ke tengah/dekat lokasi penyelaman karena air sedang surut. Hati" perhatikan lokasi entry karena barisan terumbu karang di Pulau Cena terhampar luas sampai ke bibir pantai. Pastikan memilih lokasi entry yang jauh dari terumbu karang supaya tidak merusak keindahannya. Dibutuhkan waktu yang lama bagi terumbu karang untuk dapat tumbuh kembali.  Gugusan terumbu karang di Pulau Cena memang indah. Di sini juga banyak sekali ikan warna-warni, tempat yang cocok untuk berburu :D Kami nemu lobster juga loh, sayangnya kami tidak berhasil menangkap lobster, lobsternya sembunyi di balik batu. Ada lobster di balik batu :D

Ngga ada puasnya loh berenang di Pulau Cena, aku berhenti hanya karena lapar, naik ke darat, makan, turun lagi, gitu aja terus seharian sampai sore :D Ngga berasa cape nya karena seneng banget menikmati keindahan terumbu karang dan bermain dengan ikan" kecil. Berenang, berlarian, bahkan sampai hampir tertidur karena nyamannya :D Serius, aku berkali-kali hampir ketiduran ketika sedang snorkeling. Di tengah  laut Pulau Cena, ada beberapa unit rumah apung yang bisa dijadikan sebagai tempat beristirahat. Jadi, kalau pas lagi cape berenang, naik aja ke rumah apung, istirahat sebentar, turun lagi deh ke laut :D Oh iya, kita juga bisa mencoba main kano loh di Pulau Cena, seru kan? Ini pertama kali nya aku nyoba main kano, seru sih, tapi agak deg"an gimana gitu karea kanonya goyang" terus kena ombak, dan sempit banget :D

Nyobain Main Kano di Bawean :D

Add caption



Ini malam terakhir kami di Bawean, besok pagi kami akan kembali ke Gresik. Malam harinya kami sempatkan berburu oleh" khas Bawean. Kalau kamu ke Bawean, jangan lupa untuk beli Oncok", pempek, kerupuk ikan, dan petis khas Bawean. Oncok" adalah olahan daging ikan yang dicampur tepung dan dibentuk lonjong seperti pempek lenjer. Cara mengkonsumsinya adalah dengan mengukus atau menggoreng nya dan dicelup"in ke petis khas Bawean. Oncok" khas Bawean ikan nya berasa banget. Nah beda lagi dengan pempek, ini bukan seperti pempek yang dari Palembang itu ya. Pempek Bawean adalah kerupuk ikan basah. Cara mengkonsumsinya sama dengan Oncok", terasa lebih nikmat dengan dicelupin ke petis khas Bawean. Sumpah kalian harus coba petis khas Bawean, enak banget, berasa banget ikannya. Kerupuk ikannya juga enak, berasa ikannya. Kalau kamu mau membawa ikan, lobster, udang, atau hasil laut lainnya bisa juga sih tapi agak repot karena harus dipacking didalam styrofoam supaya awet sampai di tujuan.

4 hari di Bawean, ga berasa, kurang banget rasanya, I want moree :D I surely will come back again to feel the the silence & beauty of Bawean. To enjoy the fresh seafood & hospitality of Bawean people, they are just so kind :)

Mar 27, 2020

Ziarah Makam Bung Karno, Blitar

Ini adalah kali kedua aku mengunjungi kota Blitar, yang pertama waktu masih kelas 6 SD sih :D It was longgg time ago :D :D Pertama kali ke Blitar ketika ikut dharma wisata sekolah mengunjungi Makam Bung Karno dan Candi Penataran. Kali ini aku ke Blitar lagi, tapi bukan untuk dharma wisata :D melainkan untuk menghadiri resepsi pernikahan teman.

Kami berangkat ke Blitar naik kereta api dari Stasiun Sidoarjo. Waoowww harga tiket kereta dari Sidoarjo ke Blitar murah loh, IDR 15.000 saja. Memang hanya tersedia kereta ekonomi dari Sidoarjo ke Blitar. Perjalanan ke Blitar ditempuh selama kurleb 4 jam.

Di area pintu keluar Stasiun Blitar, kita akan temui kendaraan umum khas Blitar yang berjejer rapi. Bentuknya mirip banget sama bajaj, hanya beda nama saja. Kalau bajaj khas Blitar kita menyebutnya Angling. Angling' tersebut siap membawa kita ke berbagai tempat wisata di Blitar yang rata" jaraknya dekat saja dari stasiun. Supir Angling di Blitar umumnya merangkap juga sebagai local guide yang siap mengantarkan kita ke tujuan dan memberikan penjelasan singkat terkait tempat yang kita kunjungi atau sejarah singkatnya. Umumnya, kebanyakan tamu minta diantar ke Komplek Pemakaman Bung Karno dan Istana Gebang/rumah Ibunda Bung Karno. tarif sewa Angling pp dari stasiun ke Komplek Pemakaman Bung Karo dan Istana Gebang adalah IDR 50.000/unit. Setelah selesai, kita akan diantar ke hotel atau alamat domisili kita di Blitar. Jadi kita ngga perlu bingung cari kendaraan lagi setelah ziarah. Destinasi lain yang bisa dikunjungi adalah Kampung Coklat dengan tarif sewa IDR 75.000 pp/unit. Jarak stasiun ke Kampung Coklat memang lebih jauh, kurleb 10 km. Selain itu, Blitar juga memiliki beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, diantaranya adalah: Fish Garden, Taman Sakura, dan Blitar Park.

Angling, Bajaj Khas Blitar

Kawasan Komplek Pemakaman Bung Karno sangat menyenangkan bagi pecinta micin karena banyak sekali penjual makanan dan ketika malam banyak penjual jajanan menjajakan dagangannya. Camilan yang dijual cukup beragam dengan harga yang sangat murah, so puas banget hunting jajan di sepanjang jalan. Selain pedagang makanan, banyak juga terdapat kios" yang menjual berbagai macam cindra mata khas Blitar.

Komplek Pemakaman Bung Karno sendiri telah mengalami banyak perubahan sejak terakhir kali aku mengunjunginya lebih dari 20 tahun yang lalu. Informasi dari local guide, Komplek Pemakaman Bung Karno megalami pemugaran di tahun 2004. Selain untuk berziarah, para wisatawan juga dapat mengunjungi Museum  dan Perpustakaan Bung Karno di dalam Kompleks Pemakaman. Sore itu, kami datang untuk ziarah karena museum dan perpustakaan nya sudah tutup. Walaupun sudah sore, Makam Bung Karno masih ramai pengunjung, umumnya mereka datang dari luar kota. Oh iya, Komplek Pemakaman Bung Karno juga memiliki amphitheater loh, tepat di ujung gerbang masuk Komplek Pemakaman. Amphitheater tersebut kerap menampilkan pertunjukan drama kolosal dan sendratari khususnya ketika ada event peraayaan hari besar nasional. Pertunjukan diadakan di malam hari. Malam itu, amphitheater menampilkan pertujukan sendratari dari Sanggar Tari Patria Loka.

Komplek Pemakaman Bung Karno



Pertunjukan Sendratari dari Sanggar Seni Patria Loka

Keesokan harinya, aku mengunjungi Museum & Perpustakaan Bung Karno. Museum Bung Karno berdiri sejak tahun 2004 ketika Komplek Pemakaman Bung Karno dipugar.Museum sebagian besar berisi foto" dan lukisan". Foto yang dipajang merupakan foto" Bung Karno mulai dari beliau anak" sampai masa tuanya. kalau diperhatikan ternyata wajah Bung Karno ketika kecil dan dewasa berubah" ya, ngga sama :D Selain foto" Bung Karno, museum juga memajang koleksi foto tokoh" terkenal lainnya dan aktifitas Bung Karno selama masa kepemimpinannya. Selain itu, museum juga memiliki koleksi barang" pribadi Bung Karno seperti keris yang selalu dibawa ketika menghadiri acara kenegaraan, jas yang dulu pernah digunakan Bung Karno, uang kuno, dan miniatur rumah" pengasingan Bung Karno.











Diantara rumah" pengasingan Bung Karno, ada yang sudah pernah aku kunjungi, yaitu rumah pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Bung Karno menempati rumah pengasingan di Ende ketika menjasi tahanan politik di tahun 1934 - 1938. Selama masa pengasingan, Bung Karno kerap merenung di bawah pohon sukun dis ebuah taman di dekat rumah pengasingannya. Salah satu hasil pereungannya adalah Pancasila. Si sinilah ide" dan konsep Pancasila terlahir dan terbentuk.

Miniatur Rumah Pengasingan BUng Karno di Ende, NTT

Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, NTT, 2008

Perpustakaan Bung Karno yang bersebelahan dengan  Museum Bung Karno menyimpan koleksi buku" tentang Bung Karno dan berbagai macam buku" sejarah, biografi, literature, dll. Perpustakaan terdiri dari 2 lantai. Di lantai dasar, sebagian koleksi merupakan buku" sejarah, buku" tentang Bung Karno, presiden Indonesia setelahnya, seperti Pak Soeharto, Pak Habibie, dan Pak Jokowi. Sedangkan lantai 2 memiliki koleksi buku yang lebih beragam dan suasana yang lebih tenang untuk membaca.



Walaupun hanya mengunjungi 1 destinasi dalam kunjungan ke Blitar kali ini, tetapi kunjungan kali ini sangat sarat ilmu, what an educative trip it was. My favorite was the sendratari performace at the amphitheater. Hope that someday I will be able to watch the colossal drama performace too :) 

Mar 23, 2020

Return to Earth, Ocean & Beach Clean-up, Dust Bin Donation, & Tree Plantation in Menjangan Island, Bali & Boom Beach, Banyuwangi

Ini late post dari anniversary A2DC (Arek-Arek Diving Club) di bulan Oct kemarin. Sangat sibuk dengan shipment akhir tahun dan sekarang kami sedang menghadapi pandemik Covid-19 yang sangat mengerikan. Di akhir Jan kemarin, tepat setelah Tahun Baru Imlek, dunia dikejutkan dengan berita munculnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Corona dari Wuhan, China. Corona menyerang organ pernafasan dan sangat berbahaya, penyebarannya sangat cepat. Kita dapat tertular bahkan dengan sentuhan. Gejala awal yang seperti flu dan demam sangat susah dideteksi dan dibedakan dengan flu biasa. Walaupun memiliki gejala seperti penyakit flu, Corona tidak dapat disepelekan karena Corona telah merenggut puluhan ribu jiwa di seluruh dunia. Ya, dalam tempo beberapa bulan, Corona telah tersebar bukan hanya di China tetapi di seluruh dunia. Italy merupakan negara dengan penderita Corona terbanyak kedua setelah China. Dan saat ini, Corona juga telah tersebar di Indonesia. Kami disarankan untuk mengisolasi diri di rumah dan mengurangi bepergian jika tidak diperlukan untuk menghambat laju penularan virus Corona. Bahkan saat ini kami belajar dan bekerja dari rumah, tempat" wisata menutup aksesnya untuk para pengunjung. Masker, hand sanitizer, dan alcohol menjadi langka di pasaran. Kalaupun ada, harganyapun selangit, sungguh sangat tidak lazim. Tidak pernah membayangkan akan berada di situasi seperti ini. rasanya seperti negara kita sedang dalam keadaan perang. Suasana mencekam dimana", keterbatasan aktivitas, kebutuhan pokok yang mulai langka, dan rasa takut yang terus menghantui. Semoga kami selalu berada dalam lindungan Allah dan cobaan ini akan segera berlalu.

Menyambut anniversary A2DC ke-9, kami berkolaborasi dengan PT. Suparma, Tbk & Rotary Club Surabaya mengadakan rangkaian kegiatan Return to Earth. Sesuai dengan namanya, Return to Earth merupakan rangkaian kegiatan pelestarian lingkungan yang mencakup ocean & beach clean up, dust bin donation, & tree plantation. Small things, a little step from us to preserve the earth, very proud to be a part of this cool event. Kami memilih Pulau Menjangan, Bali & Pantai Boom, Banyuwangi sebagai lokasi kegiatan kami.

Kami berangkat dari sekretariat A2DC hari Jumat malam dengan menggunakan bus dan tiba di Pelabuhan Banyuwedang, pelabuhan penyebrangan ke Pulau Menjangan, hari Sabtu pagi. Cuaca pagi itu sangat cerah, cuaca yang bagus untuk menyelam. Rasanya sudah lama sekali tidak menginjakkan kaki di Banyuwedang, senang sekali rasanya. Pagi ini kami akan melakukan fun dive & ocean clean up. Menyelam sambil membersihkan laut, memungut sampah yang kami temui pada saat penyelaman. Kami mengumpulkan berbagai macam sampah dari lautan, umumnya sampah plastik, eh ada juga loh yang menemukan kantong semen :D Meskipun begitu, kondisi laut Pulau Menjangan saat itu terbilang cukup jernih. Aku pernah  menyelam di Pulau Menjangan dengan kondisi laut yang lebih parah kotornya, sampah plastik mengapung di mana", sangat tidak nyaman mengapung diantara sampah, rasanya ingin cepat" turun ke bawah -_- Pulau Menjangan adalah pulau yang bersih, sampah" tersebut terbawa oleh ombak pada bulan" tertentu. We have to take this problem seriously. Mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan selalu membuang sampah pada tempatnya. Biasakan membawa tumbler & shopping bag kemanapun untuk mengurangi pembelian air mineral kemasan dan penggunaan plastic bag. Bawalah sedotan stainless untuk menguragi penggunaan sedotan plastik. Jika membeli makanan di luar, ada baiknya kita membawa mealbox/rantang sendiri. Tindakan sederhana tersebut bisa memberi dampak yang baik terhadap lingkungan. Bayangkan jika semua orang melakukannya, maka penggunaan plastik sekali pakaipun akan berkurang. Ayo ajak keluarga dan teman" untuk mulai melakukan hal" sederhana tersebut dan berbuat baik untuk lingkungan. Spread the love.

We Are Ready to Dive :)

Dive pertama berlangsung cukup singkat karena arus yang cukup kencang sehingga kami terpaksa menghentikan penyelaman kami, lagipula beberapa penyelam mulai kehabisan udara. Kami menepi ke pulau untuk surface interval. Bersantai, bermain, dan menikmati makan siang super lezat dengan menu khas bali, Ayam Betutu. It was a good way to enjoy lunch, having lunch on the beach with a great view & sound of the waves, calming, refreshing :) I was so lucky I saw a deer during my surface interval in the island. I have visited Menjangan Island many times, but I never saw a deer. It was my lucky day :)

Heading to Menjangan Island

Lupa Cara Pasang Alat Karena Sudah lama Ngga Dive :D


Ocean Clean Up

Return to Earth 2019
This Is My Lunch View. Anyone Wanna Join? Ah, I Saw A Deer Too, So Lucky





Playing Around During Surface Interval

Best Buddies Forever (BBF)

After lunch, we did our second dive. Pemandangan bawah laut Pulau Menjangan selalu sangat memukau. Hamparan coral wall dan ikan kecil warna-warni berenang ke sana kemari dengan riang gembira sangat menyejukkan hati. Saat itu aku merasa nyaman, rasa nyaman seperti ketika sedang berada di rumah. This is where I belong, the ocean is my home. Aku hanyut dalam rasa nyaman tersebut, berenang, bermain dan berkejaran dengan ikan" kecil, bersembunyi di balik sea fan, mengagumi keindahan hamparan terumbu karang yang seakan tidak berujung. Mengamati kehidupan biota laut, betapa nyamannya kehidupan mereka di bawah laut. Sayangnya aku tidak bisa mengabadikan moment tersebut karena Goproku sedang direparasi :(

Selesai dengan agenda penyelaman, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Kami menginap di Hotel Antari, Pemuteran. Kamarnya cukup luas, kami bahkan mendapat queen sized extra bed, lol :D Di Antari juga ada kolam renang, sebagian dari kami berenang lagi di hotel padagal sudah seharian berenang di laut. Emang dasar ya makhluk air, kagak bisa ngelihat air dikit langsung berenang, wkwkwk.. .. Yang paling aku suka dari Antari Hotel adalah view bukit di belakang hotel. Bayangkan saja berenang atau bersantai di tepi kolam renang dengan view hotel. Atau menikmati sarapan di roof top restaurant dengan view kolam renang dan bukit di belakang hotel. Aku suka :)

Hotel Antari

Malam hari, kami berkumpul di tepi kolam untuk menikmati makan malam diiringi dengan alunan music sebagai acara puncak anniversary A2DC ke-9. Makanan yang dihidangkan adalah menu khas Bali lengkap dengan ikan bakar dan sambal matahnya. Awww... it felt like a barbeque night. Aku suka sambal matahnya, sangat segar sekali. Kami menikmati makan malam dan kebersamaan kami malam itu. Menyenangkan sekali, semua orang menyanyi dan menari. Semoga A2DC semakin kompak dan semakin sering membuat event" keren, bukan hanya penyelaman saja, tetapi juga event" pelestarian lingkungan.

Setelah sarapan keesokan harinya, kami menuju ke Pantai Boom Banyuwangi untuk melakukan kegiatan beach clean up & tree plantation. Dalam perjalanan menuju ke Pantai Boom, kami sempatkan diri untk mampir ke Banyuwedang untuk menyerahkan donasi tempat sampah yang nantinya akan diletakkan di kawasan Pelabuhan Banyuwedang.

Dust Bin Donation



Kami mendapat kapal ferry VIP untuk menyebrang ke Banyuwangi. Selain cabin dengan kursi penumpang, terdapat juga cabin dengan tempat tidur tingkat berjajar di dalamnya. Entahlah kenapa ada tempat tidur di kapal ferry Bali - Banyuwangi yang lama perjalanannya hanya 1 jam :D

Pulanggg... Eh, Engga Dink, Mampir BWI Dulu Gaes :D

Ketika kami tiba di Pantai Boom, matahari hampir berada tepat di atas kepala. Sudah hampir tengah hari dan matahari bersinar dengan teriknya. Tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat kami untuk menyelesaikan misi kami. Dimulai dengan penyerahan bibit pohon Trembesi oleh perwakilan dari A2DC, PT. Suparma Tbk, & Rotary Club Surabaya, kami melakukan penanaman bibit pohon Trembesi di kawasan pantai Boom. Diharapkan nantinya Pantai Boom akan semakin hijau & asri. Setelah melakukan penanaman pohon, kami melanjutkan kegiatan kami di Pantai Boom dengan aksi bersih" pantai. Kami mengumpulkan sampah yang mengotori kawasan Pantai Boom. Cukup banyak juga sampah yang kami kumpulkan. Selain sampah" plastik, bahkan ada juga yang membuang semacam karet ban dalam jumlah lumayan banyak. Heran juga kenapa bisa ada sampah karet ban di kawasan pantai :D Well, the point is, please be more wise in waste management. Sampah" non organik yang kalian buang umumnya tidak mudah terurai. Salah satu cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk ikut berperan serta dalam pelestarian lingkungan adalah, please reduce plastic consumption. Think twice before you do it. You can minimize it by bringing your own tumbler, straw, & also shopping bag. Earth has given us the best things in life: air, water, food, shelter. What have we done for her in return? Spread the love & love our mother earth :)

Tree Plantation

Beach Clean Up

Love The Earth

Eneng Boleh Pulang Naik Heli Ngga Biar Cepet Sampe SUB? :D