The Wanderer

May 6, 2020

Pulau Bawean, Pulau Impian di Utara Kota Gresik

Sudah lama sekali aku ingin mengunjungi Pulau Bawean. Sebuah pulau kecil yang indah di utara kota Gresik. Padahal jaraknya dekat saja ya :D Untuk mencapai Pulau Bawean selain dengan kapal laut bisa dengan pesawat dari bandara Surabaya. Sebenarnya aku dan teman" sudah beberapa kali merencanakan perjalanan ke Bawean, tetapi selalu gagal karena ombak besar. Di bulan" tertentu memang ombak di perairan Bawean cukup tinggi sehingga tidak ada kapal yang beroprasi pada saat" itu.

Akhirnya kesempatan itu datang juga, liburan tahun baru 2020 bersama teman" dari Apnea Surabaya, yeayy... Tanpa pikir panjang akupun langsung mengajukan cuti untuk mengikuti trip ke Bawean. Kami menyebrang ke pulau Bawean menggunakan kapal ferry dari pelabuhan Gresik. Harga tiket kapal penyebrangan Gresik - Bawean IDR 150.000. Kalau menggunakan pesawat dari Surabaya harga tiketnya kurleb IDR 300.000an, selisihnya dikit aja ya :D Perjalanan dari pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean ditempuh selama 3 jam. Kapal berangkat pukul 09:00 dan tiba di Bawean pukul 12:00. Perjalanan lancar, ombaknya tenang, ngga berasa kayak lagi di laut :D

Akhirnya Sampai di Bawean :)

Tiba di pelabuhan Bawean, kami dijemput oleh local guide kami, Mas Alex. Selama di Bawean kami akan tinggal di rumah Mas Alex. Kalau kamu ingin tinggal di penginapan, di dekat pelabuhan juga banyak kok motel dengan budget kurleb IDR 200-300 ribuan per malam. Oh iya, untuk mempermudah mobilisasi selama di Bawean, kami menyewa motor. Ada tempat persewaan motor di palabuhan, jadi turun dari kapal kita bisa langsung bawa sepeda motor untuk keliling pulau. Harga sewa motor IDR 50.000/hari. Alat transportasi yang paling cocok di Bawean ya memang pakai sepeda motor karena jalanan di Pulau Bawean terbilang cukup sempit. Tapi aku takjub loh dengan infrastruktrur di Bawean. Walaupun jalannya kecil, tapi bagus dan pavingan bahkan sampai ke gunung. Jika ingin membawa sepeda motor sendiri dari Jawa, sebenarnya bisa saja, tetapi kapal ferry yang kami gunakan hanya khusus mengangkut penumpang saja. Ada kapal ferry khusus yang bisa mengangkut kendaraan, seperti kapal ferry di Ketapang - Gilimanuk. Nama kapalnya Giliyang. Waktu tempuh Giliyang ke Bawean lebih lama, kurleb 8 jam. Ngga kebayang, ngapain aja terombang-ambing di atas kapal selama 8 jam :D

Pemandangan di Pulau Bawean indah sekali, persawahan tertata dengan rapi di sepanjang jalan. Baik di sisi kiri maupun di sisi kanan, view nya hijauuu semua. Udaranya segar dan manis. Kalau menurutku, Pulau Bawean ini lengkap banget. Kamu bisa menemukan apapun di Bawean, persawahan, hutan, danau, air terjun, sumber air, pantai, dan pulau berpasir putih. Pulau Bawean juga terkenal dengan underwater view nya yang cantik, tetapi ternyata upwater view nya pun tidak kalah cantik. 

Perjalanan ke rumah Mas Alex kami tempuh selama kurleb 1 jam melewati sawah dan hutan, ada penangkaran rusa juga di tengah perjalanan. Setibanya di rumah Mas Alex, kami disambut dengan hangat. Makan siang yang lezat pun telah tersaji. Selama di Bawean nih, sudah pasti menu utamanya adalah seafood. Ikannya sumpah fresh banget dan manis. Bawean juga terkenal dengan lobsternya. Sayang sekali ketika kami ke Bawean kami tidak mendapat lobster karena belum musimnya. Yahhh... kecewa deh, mesti balik ke Bawean buat makan lobster, wkwkwk.. .. .. Seafood di Bawean murah" loh gaes, ikan tongkol besar seukuran lengan dijual seharga IDR 10.000an saja, bahkan bisa lebih murah kalau pas musimnya. Udang Ronggeng IDR 5.000an per biji, Lobster IDR 50.000 dapet 1 kresek. Surganya seafood banget kan :D

Setalah makan siang, kami diajak main ke pantai yang terletak di belakang rumah. Wow... super banget di belakang rumah ada pantai. Pantai Pemasaran namanya, terletak di belakang pemukiman penduduk dan bukan pantai yang dikelola untuk pariwisata. Untuk memasuki Pantai Pemasaran, kita harus melewati persawahan terlebih dahulu. Semakin dekat dengan pantai, kita akan melihat deretan pohon kelapa. Kebayang kan segarnya seperti apa? Sepeda motor kami parkir di lahan yang tersedia untuk parkir. Kami berencana untuk menyebrang ke tengah. Oh iya, ada yang unik dengan kebiasaan orang Bawean, yaitu dengan meninggalkan kunci sepeda motor tetap tergantung sementara motor kita tinggal. Katanya sih di Bawean aman, tidak ada curanmor. Bahkan jika kita mengunci sepeda motor kita malah terkesan aneh. Dan memang iya loh, selama kami di Bawean dan mempraktekkan hal tersebut, sepeda motor sewaan kami aman" saja tidak ada yang ambil. Coba kalau di Surabaya, ngga ada 5 menit udah ilang diambil maling, wkwkwk... ... ...

Pemasaran Beach



Kami menyebrang ke tengah naik kano. Tapiiii ternyata lautnya ngga dalam gaes, sampai ke tengah hanya sedalam dadaku aja, wkwkwk... ... trus ngapain ya kita mesti naik kano? Kami sempat snorkeling dan free dive di Pemasaran, tapi underwater view nya biasa aja sih, ngga banyak yang bisa dilihat di sini. Tapiiii... aku suka banget sama view upwaternya. Jadi, di tengah laut, terombang-ambing di atas kano, di belakang tuh view nya bukit. Keren banget kan back groud nya. Mendekati tepian pantai banyak pohon tinggi dan kelelawar di kala senja. Trust me, it would be a beautiful spot to take a picture.

Kano dengan Tenaga Penggerak Uncle Zein aka Didorongin Sampai ke Tengah, lol





Selesai sudah petualangan hari pertama kami di Bawean. Kami pulang ke rumah, mandi, dan makan malampun tersaji. Malam itu kami makan bersama keluarga besar Mas Alex. Thank you for the hospitality, we're happy having new family in Bawean :)

Makan Malam dengan Keluarga Besar Mas Alex

Hari kedua di Pulau Bawean. Setelah mandi dan sarapan, kami siap" berangkat ke Pulau Gili Noko. Di Bawean banyakkk sekali pantai yang bisa di explore. Pantainya masih alami, belum ramai pengunjung. Dalam perjalanan ke Gili Noko, kami sempat mampir ke salah satu pantai yang kami temui di jalan, Pantai Labuhan. Pantainya sepi berasa kayak pantai pribadi :D Semoga kelak jika sudah ramai pengunjung, keasriannya akan tetap terjaga ya.

Pulau Labuhan (Itu mata meringis karena silau gapake sun glasses, mampir bat foto bentar jadi gasempet pake sun glasses :( 

Untuk menuju ke Pulau Gili Noko, kami menyebrang dari Pantai Mombhul. Kami menyewa boat dengan biaya sewa IDR 300.000. Dari Pantai Mombhul ke Pulau Gili Noko, kami menempuh perjalanan selama kurang lebih sejam an, ga sampe sejam deh kayaknya, lupa, wkwkwk.. .. Ngga terlalu jauh kok gaes, setengah jam aja mungkin. Pulau Gili Noko merupakan pulau kecil dengan pantai berpasir putih, so bright & beautiful. Kami mampir ke pulau hanya sebentar saja sih, untuk sewa alat karena salah satu teman kami ada yang tidak membawa alat. Tujuan utama kami ke pulau adalah untuk mengeksplore underwater nya. Penasaran, karena menurut cerita teman" yang pernah mengunjungi Pulau Bawean, Bawean memiliki kekayaan biota laut dan keindahan yang luar biasa. Dannn, memang keren sekali gaess. Aku takjub sumpah. Deretan coral warna warni, pink, hijau, biru, beraneka macam coral seakan ngga ada habisnya, terhampar luasss. Letak coral juga tidak terlalu dalam, jadi free dive aja cukup, ngga perlu scuba, lagipula di Bawean tidak ada dive centre. Tapi kalau kamu ingin scuba, di Dinas Kelautan ada tabung yang bisa disewa. Satu hal yang aku sesali, aku gabawa Gopro karena masih diperbaiki, hiks... ... So, keindahan bawah laut Bawean hanya bisa aku abadikan dalam ingatan saja. Next, harus balik ke Bawean lagi bawa Gopro, wkwkwk.. .. sekalian berburu lobster.

Pulau Gili Noko





Kami di Gili Noko hanya sampai tengah hari saja, lalu kami kembali ke pulau utama untuk makan siang. Oh iya, ada yang unik dengan warung makan di Bawean. Karena tidak setiap hari pengunjung datang ke Bawean dan rata" masyarakat Bawean cenderung masak sendiri di rumah daripada jajan di luar, so rata" warung nasi di Bawean tidak menyediakan menu yang ready. Begitu ada tamu datang, pesan, baru mulai dimasakkan, termasuk nasi juga baru akan dimasak setelah ada tamu :D Kebayang ngga pas lagi laper"nya, pesen makan, eh masih harus nunggu masak nasi dulu :D Ada sih beberapa menu seperti baso dan mie ayam yang selalu ready. Tapi sebaiknya sebelum memesan kita pastikan dulu kalau menunya sudah ready. Siang itu kami makan mie ayam.

Setelah makan siang, kami menuju ke destinasi berikutnya, Tanjung Gaang. Perjalanan menuju ke Tanjung Gaang, sumpah perjuangan banget. Awalnya sih mulus" saja, kami melewati jalan berpaving menuju ke bukit. Pemandangan di kiri dan kanan kamipun sangat indah, sawah yang terhampar luas dan barisan bukit di kejauhan. Namun, makin lama jalan makin menanjak dan sempit. Jalan yang kami lalui sudah tidak berpaving lagi, melainkan jalan berbatu dengan jurang di sisi sebelah kiri kami. Pohon" beranting berbaris di sebelah kiri dan kanan kami. Waktu itu aku dibonceng Zein, dia bawa spear gun. Kebayang ngga itu ujung spear gun bolak- balik kecantol dahan yang menjulur :D Tanjakan curam membuat salah satu sepeda motor yang kami naiki panas sehingga kami harus berhenti sejenak untuk mendinginkan sepeda motor, di tengah hutan, sore menjelag senja, agak" spooky gimana gitu :D

Akhirnya kami tiba juga di Tanjung Gaang. Pantai dengan bukit karang yang luas. Di Tanjung Gaang kami ngga turun, padahal katanya underwater view di sini lebih keren dari Gili Noko dan ikannya juga lebih banyak. Zein doang sih yang turun setelah dia loncat dari bukit karang, luar biasa memang nyalinya :D Datang untuk menikmati sunset, kami mulai mendaki bukit karang yang terjal, berlubang di sana sini dan tentunya tajam sambil gendong ransel & gear, lol. Di beberapa bagian batu karang bahkan agak licin karena basah. Perjuangan masih terus berlanjut, wkwkwk... ... Sumpah saltum banget rasanya mendaki bukit pakai rash guard, leggingku sampai berlubang di beberapa bagian terkena permukaan batu karang yang tajam. Tapi segala perjuangan memang pada akhirnya berbuah sesuatu yang indah. View di atas bukit karang Tanjung Gaang sumpah keren banget, dari sini sunset terlihat begitu indah. Kalau kamu punya cukup nyali, kamu bisa mencoba untuk loncat dari puncak bukit ke laut, like what Zein did. Kalau aku sih sudah cukup puas dengan menikmati view di puncak bukit.

Tanjung Gaang

Perjuangan Para Pemburu Sunset :D

On the Top



Setelah matahari tenggelam, kami turun dari bukit dan kembali ke rumah. Sebelumnya kami mampir untuk makan malam terlebih dahulu. Baso ikan gaes, terbuat dari ikan tongkol, ikannya lumayan berasa, jumbo banget ukurannya, cuma IDR 10.000 an :D Murah banget ya. Langit Bawean sangat bersih, hamparan bintang terlihat dengan jelas. Kalau di Surabaya, aku ngga ingat deh kapan terakhir kali bintang terlihat dengan begitu indahnya.

Keesokan harinya, sebelum memulai aktifitas, aku sempatkan jalan pagi di sekitar rumah. Rumah Mas Alex terletak di Desa Tambak. Di sini terdapat sumber air alami yang konon airnya tidak pernah habis walaupun di musim kemarau. Kualitas airpin telah diuji di lab, kandungannya lebih baik dari air minum kemasan. Di sinilah masyarakat setempat mengambil air untuk memasak dan untuk air minum. Airnya bisa langsung diminum tanpa dimasak. Seger sih memang airnya, kayak ada manis"nya. Yang unik adalah bangunan di sumber mata air tersebut, sekilas bentuknya seperti kandang beruang :D Sumpah deh, pertama kali aku lihat aku pikir itu kandang beruang, mirip banget kayak kandang beruang di Surabaya Zoo. Tapi siapa juga yang pelihara beruang di tengah perkampungan, lol. Dan ternyata memang bukan kandang beruang, tapi sumber air alami :D Kami penuhi deh tumbler kami dengan air dari mata air tersebut untuk bekal perjalanan kami hari ini.

Sumber Mata Air di Desa Tambak

Hari ini kami akan explore Pulau Cena, salah satu spot diving dengan underwater view yang ngga kalah indah dengan Pulau Gili Noko. By the way, trip kali ini sumpah saltum banget aku. Baca itinerary dari Bang Opan agenda melaut hanya sekali, selebihnya kami explore upwater Pulau Bawean. Bawa rash guard 1 aja donk. Eh selama 3 hari di Bawean kok kami trip nya ke laut terus, wkwkwk... ... maklum aja trip nya free diver, yang dicari ya laut :D Jadinya itu rash guard cuma sebiji cuci kering pakai :D Malam sampai rumah cuci rash guard, paginya dipake lagi, lol. Baju" yang aku bawa gaada yang kepake kecuali baju tidur doank, wkwkwk... ... Pergi juga langsung pake rash guard, cuma di doublein kaos aja karena di lokasi kan ngga ada tempat ganti. Jadi ya rash guard nya langsung dipake, sampe di tempat langsung copot kaosnya. Tahu gitu ngga bawa baju berat" aku, banyakin bawa rash guard aja, enteng, wkwkwk... ... ok, lesson to be learned for next trip :)

Heading to Pulau Cena

Untuk menuju ke spot free dive di Pulau Cena, jika kamu berangkat di pagi hari, kamu bisa berjalan sampai ke tengah/dekat lokasi penyelaman karena air sedang surut. Hati" perhatikan lokasi entry karena barisan terumbu karang di Pulau Cena terhampar luas sampai ke bibir pantai. Pastikan memilih lokasi entry yang jauh dari terumbu karang supaya tidak merusak keindahannya. Dibutuhkan waktu yang lama bagi terumbu karang untuk dapat tumbuh kembali.  Gugusan terumbu karang di Pulau Cena memang indah. Di sini juga banyak sekali ikan warna-warni, tempat yang cocok untuk berburu :D Kami nemu lobster juga loh, sayangnya kami tidak berhasil menangkap lobster, lobsternya sembunyi di balik batu. Ada lobster di balik batu :D

Ngga ada puasnya loh berenang di Pulau Cena, aku berhenti hanya karena lapar, naik ke darat, makan, turun lagi, gitu aja terus seharian sampai sore :D Ngga berasa cape nya karena seneng banget menikmati keindahan terumbu karang dan bermain dengan ikan" kecil. Berenang, berlarian, bahkan sampai hampir tertidur karena nyamannya :D Serius, aku berkali-kali hampir ketiduran ketika sedang snorkeling. Di tengah  laut Pulau Cena, ada beberapa unit rumah apung yang bisa dijadikan sebagai tempat beristirahat. Jadi, kalau pas lagi cape berenang, naik aja ke rumah apung, istirahat sebentar, turun lagi deh ke laut :D Oh iya, kita juga bisa mencoba main kano loh di Pulau Cena, seru kan? Ini pertama kali nya aku nyoba main kano, seru sih, tapi agak deg"an gimana gitu karea kanonya goyang" terus kena ombak, dan sempit banget :D

Nyobain Main Kano di Bawean :D

Add caption



Ini malam terakhir kami di Bawean, besok pagi kami akan kembali ke Gresik. Malam harinya kami sempatkan berburu oleh" khas Bawean. Kalau kamu ke Bawean, jangan lupa untuk beli Oncok", pempek, kerupuk ikan, dan petis khas Bawean. Oncok" adalah olahan daging ikan yang dicampur tepung dan dibentuk lonjong seperti pempek lenjer. Cara mengkonsumsinya adalah dengan mengukus atau menggoreng nya dan dicelup"in ke petis khas Bawean. Oncok" khas Bawean ikan nya berasa banget. Nah beda lagi dengan pempek, ini bukan seperti pempek yang dari Palembang itu ya. Pempek Bawean adalah kerupuk ikan basah. Cara mengkonsumsinya sama dengan Oncok", terasa lebih nikmat dengan dicelupin ke petis khas Bawean. Sumpah kalian harus coba petis khas Bawean, enak banget, berasa banget ikannya. Kerupuk ikannya juga enak, berasa ikannya. Kalau kamu mau membawa ikan, lobster, udang, atau hasil laut lainnya bisa juga sih tapi agak repot karena harus dipacking didalam styrofoam supaya awet sampai di tujuan.

4 hari di Bawean, ga berasa, kurang banget rasanya, I want moree :D I surely will come back again to feel the the silence & beauty of Bawean. To enjoy the fresh seafood & hospitality of Bawean people, they are just so kind :)