Ini adalah kali kedua aku mengunjungi kota Blitar, yang pertama waktu masih kelas 6 SD sih :D It was longgg time ago :D :D Pertama kali ke Blitar ketika ikut dharma wisata sekolah mengunjungi Makam Bung Karno dan Candi Penataran. Kali ini aku ke Blitar lagi, tapi bukan untuk dharma wisata :D melainkan untuk menghadiri resepsi pernikahan teman.
Kami berangkat ke Blitar naik kereta api dari Stasiun Sidoarjo. Waoowww harga tiket kereta dari Sidoarjo ke Blitar murah loh, IDR 15.000 saja. Memang hanya tersedia kereta ekonomi dari Sidoarjo ke Blitar. Perjalanan ke Blitar ditempuh selama kurleb 4 jam.
Di area pintu keluar Stasiun Blitar, kita akan temui kendaraan umum khas Blitar yang berjejer rapi. Bentuknya mirip banget sama bajaj, hanya beda nama saja. Kalau bajaj khas Blitar kita menyebutnya Angling. Angling' tersebut siap membawa kita ke berbagai tempat wisata di Blitar yang rata" jaraknya dekat saja dari stasiun. Supir Angling di Blitar umumnya merangkap juga sebagai local guide yang siap mengantarkan kita ke tujuan dan memberikan penjelasan singkat terkait tempat yang kita kunjungi atau sejarah singkatnya. Umumnya, kebanyakan tamu minta diantar ke Komplek Pemakaman Bung Karno dan Istana Gebang/rumah Ibunda Bung Karno. tarif sewa Angling pp dari stasiun ke Komplek Pemakaman Bung Karo dan Istana Gebang adalah IDR 50.000/unit. Setelah selesai, kita akan diantar ke hotel atau alamat domisili kita di Blitar. Jadi kita ngga perlu bingung cari kendaraan lagi setelah ziarah. Destinasi lain yang bisa dikunjungi adalah Kampung Coklat dengan tarif sewa IDR 75.000 pp/unit. Jarak stasiun ke Kampung Coklat memang lebih jauh, kurleb 10 km. Selain itu, Blitar juga memiliki beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, diantaranya adalah: Fish Garden, Taman Sakura, dan Blitar Park.
Angling, Bajaj Khas Blitar |
Kawasan Komplek Pemakaman Bung Karno sangat menyenangkan bagi pecinta micin karena banyak sekali penjual makanan dan ketika malam banyak penjual jajanan menjajakan dagangannya. Camilan yang dijual cukup beragam dengan harga yang sangat murah, so puas banget hunting jajan di sepanjang jalan. Selain pedagang makanan, banyak juga terdapat kios" yang menjual berbagai macam cindra mata khas Blitar.
Komplek Pemakaman Bung Karno sendiri telah mengalami banyak perubahan sejak terakhir kali aku mengunjunginya lebih dari 20 tahun yang lalu. Informasi dari local guide, Komplek Pemakaman Bung Karno megalami pemugaran di tahun 2004. Selain untuk berziarah, para wisatawan juga dapat mengunjungi Museum dan Perpustakaan Bung Karno di dalam Kompleks Pemakaman. Sore itu, kami datang untuk ziarah karena museum dan perpustakaan nya sudah tutup. Walaupun sudah sore, Makam Bung Karno masih ramai pengunjung, umumnya mereka datang dari luar kota. Oh iya, Komplek Pemakaman Bung Karno juga memiliki amphitheater loh, tepat di ujung gerbang masuk Komplek Pemakaman. Amphitheater tersebut kerap menampilkan pertunjukan drama kolosal dan sendratari khususnya ketika ada event peraayaan hari besar nasional. Pertunjukan diadakan di malam hari. Malam itu, amphitheater menampilkan pertujukan sendratari dari Sanggar Tari Patria Loka.
Komplek Pemakaman Bung Karno |
Pertunjukan Sendratari dari Sanggar Seni Patria Loka |
Keesokan harinya, aku mengunjungi Museum & Perpustakaan Bung Karno. Museum Bung Karno berdiri sejak tahun 2004 ketika Komplek Pemakaman Bung Karno dipugar.Museum sebagian besar berisi foto" dan lukisan". Foto yang dipajang merupakan foto" Bung Karno mulai dari beliau anak" sampai masa tuanya. kalau diperhatikan ternyata wajah Bung Karno ketika kecil dan dewasa berubah" ya, ngga sama :D Selain foto" Bung Karno, museum juga memajang koleksi foto tokoh" terkenal lainnya dan aktifitas Bung Karno selama masa kepemimpinannya. Selain itu, museum juga memiliki koleksi barang" pribadi Bung Karno seperti keris yang selalu dibawa ketika menghadiri acara kenegaraan, jas yang dulu pernah digunakan Bung Karno, uang kuno, dan miniatur rumah" pengasingan Bung Karno.
Diantara rumah" pengasingan Bung Karno, ada yang sudah pernah aku kunjungi, yaitu rumah pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Bung Karno menempati rumah pengasingan di Ende ketika menjasi tahanan politik di tahun 1934 - 1938. Selama masa pengasingan, Bung Karno kerap merenung di bawah pohon sukun dis ebuah taman di dekat rumah pengasingannya. Salah satu hasil pereungannya adalah Pancasila. Si sinilah ide" dan konsep Pancasila terlahir dan terbentuk.
Miniatur Rumah Pengasingan BUng Karno di Ende, NTT |
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, NTT, 2008 |
Perpustakaan Bung Karno yang bersebelahan dengan Museum Bung Karno menyimpan koleksi buku" tentang Bung Karno dan berbagai macam buku" sejarah, biografi, literature, dll. Perpustakaan terdiri dari 2 lantai. Di lantai dasar, sebagian koleksi merupakan buku" sejarah, buku" tentang Bung Karno, presiden Indonesia setelahnya, seperti Pak Soeharto, Pak Habibie, dan Pak Jokowi. Sedangkan lantai 2 memiliki koleksi buku yang lebih beragam dan suasana yang lebih tenang untuk membaca.
Walaupun hanya mengunjungi 1 destinasi dalam kunjungan ke Blitar kali ini, tetapi kunjungan kali ini sangat sarat ilmu, what an educative trip it was. My favorite was the sendratari performace at the amphitheater. Hope that someday I will be able to watch the colossal drama performace too :)